BNPB: Korban Meninggal Dunia 20 Orang, 475 Kali Gempa Susulan

Kerusakan dampak gempa magnitudo 6,5 di kawasan Desa Liang, Provinsi Maluku yang terjadi pada Kamis 26 September 2019. [Foto BNPB | Rienews]

“Hingga saat ini kebutuhan mendesak yang dibutuhkan untuk para pengungsi maupun korban luka-luka meliputi; tenda, terpal, makanan dan minuman, makanan bayi, makanan instan, obat-obatan, popok bayi, pembalut wanita, selimut, matras, alat penerangan, tandon air, sarana MCK, pelayanan kesehatan dan psikologi, hingga bahan bakar minyak dan sebagainya,” ungkapnya.

BPBD Provinsi Maluku dibantu tim gabungan telah melakukan kaji cepat berkelanjutan dan berkoordinasi dengan BPBD kabupaten/kota di tiga wilayah yang paling terdampak yakni Kota Ambon, Kabupaten Seram Bagian Barat dan Kabupaten Maluku Tengah.

Selain itu, BPBD juga telah memberikan sosialisasi dan trauma healing kepada para pengungsi dan korban terdampak lainnya serta menyalurkan bantuan kebutuhan lainnya.

475 Gempa Susulan

Merujuk pada aktivitas kegempaan, hingga Sabtu 28 September 2019, pukul 11.00 WIT, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat setidaknya ada 475 kali gempa susulan, yang mana sebanyak 64 kali gempa dirasakan di Kairatu, Ambon V MMI, Masohi III MMI, dan Banda II MMI.

Sehubungan dengan kondisi pascagempa, BMKG meminta masyarakat agar tidak terpancing isu atau berita bohong yang beredar dan tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selain itu, masyarakat juga dihimbau untuk memastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarluaskan melalui kanal informasi yang resmi.

BMKG telah menyatakan bahwa isu akan terjadi gempa besar dan tsunami di Ambon, Teluk Piru, dan Saparua adalah tidak benar atau berita bohong (hoax), karena hingga saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi gempabumi dengan tepat, dan akurat kapan, dimana dan berapa kekuatannya.

Sehubungan dengan alat deteksi dini tsunami, BNPB tidak memiliki rencana untuk membangun alat deteksi tsunami.

Di pihak lain, Badan Informasi Geospasial (BIG) telah berencana membangun 7 stasiun pasang surut di wilayah Maluku. Ini merupakan salah satu komponen Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) yang berfungsi untuk mengukur tinggi gelombang pasang surut. (Red)