JK Minta Pemda Percepat Penanganan Darurat Bencana Sulsel

Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Kepala BNPB Doni Monardo. [Foto BNPB | Rienews]

Kota Makassar tercatat 1 orang meninggal, 2.942 orang terdampak, 1.000 orang mengungsi, 477 rumah terendam.

Kabupaten Soppeng  tercatat 1.672 hektar sawah terendam. Kabupaten Janeponto tercatat 14 orang meninggal, 3 orang hilang, 3.276 orang mengungsi, 470 rumah rusak (438 unit rumah rusak berat, 32 hanyut), 15 jembatan, 1.304 ha sawah terendam, dan 41 sekolah rusak.

Kabupaten Barru  meliputi 2 unit pasar, 1 fasilitas pendidikan, 1 fasilitas pemerintahan. Kabupaten Wajo tercatat 2.705 orang terdampak, 2.421 rumah terendam, 16,2 km jalan, 2.025 hektar sawah terendam, 9 jembatan rusak, 10 fasilitas peribadatan, 21 fasilitas pendidikan, 5 fasilitas pemerintah mengalami kerusakan. Kabupaten Maros tercatat 4 orang meninggal, 1200 orang terdampak, 251 orang mengungsi, 552 unit rumah terendam, 8.295 ha sawah, 1 fasilitas peribadatan rusak.

Kabupaten Bantaeng tercatat 1 unit rumah rusak sedang. Kabupaten Sindrap, 1 unit rumah rusak sedang. Kabupaten Pangkep tercatat 1 orang hilan, 28 rumah rusak, 1 fasilitas peribadatan, 1 fasilitas pendidikan rusak. Kabupaten Takalar  tercatat 2 orang meninggal, 1129 rumah terendam.  Kabupaten Selayar tercatat 2 orang meninggal, 109 mengungsi, 53 rumah rusak yairu 15 rusak berat, 28 rusak sedang, 9 rusak ringan dan 1 rumah hanyut, 2 fasilitas pemerintahan, 1 jembatan, 1 fasilitas pendidikan, dan di Kabupaten Sinjai tercatat 2 rumah rusak akibat puting beliung.

“Pencarian 7 orang hilang masih dilakukan tim SAR gabungan. BNPB terus mendampingi BPBD dalam penanganan darurat. Penanganan darurat masih dilakukan di Desa Sapaya, Desa Bontomanai, Desa Mangempang, dan Desa Buakang di Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa yang mengalami banjir dan long sor dengan jumlah korban 29 orang meninggal. Tim SAR gabungan masih melakukan evakuasi dan pencarian korban hilang. Pembangunan jembatan darurat balley dilakukan oleh TNI dibantu instansi terkait dan warga. Pelayanan kesehatan oleh Dinas Kesehatan, PMI dan NGO. Dapur umum telah didirikan Brimob Polda Sulses dan Dinas Sosial,” ujar Sutopo.

Prioritas penanganan saat ini adalah membersihkan lumpur dan material yang menutup jalan, lingkungan dan rumah warga. Material lumpur mencapai ketebaralan 50 centimeter, dan kondisinya mulai mengeras sehingga sulit dibersihkan. Alat berat dikerahkan membersihkan material lumpur.

Sebagian pengungsi sudah pulang ke rumah dan membersihkan lumpur di rumahnya. Surat-surat berharga banyak yang rusak karena tidak sempat dibawa waktu mengungsi.

“Kebutuhan mendesak yang diperlukan adalah permakanan, selimut, matras, pelayanan medis, MCK dan sanitasi, relawan untuk membersihkan lumpur, peralatan rumah tangga untuk membersihkan lumpur, trauma healing, dan lainnya,” imbuh Sutopo.

Sementara itu, Wakil Presiden dan Kepala BNPB, usai mendapatkan penjelasan penanganan bencana di Kantor Gubernur Sulawesi Selatan, meninjau lokasi dampak bencana dan Bendungan Bili-Bili.

Jusuf Kalla menegaskan agar Pemerintah Daerah mempercepat penanganan darurat dan pascabencana. (Rep-03)