KLB Keracunan MBG, Ratusan Ibu-ibu di Jogja Demo Bawa Alat Dapur

Ratusan ibu-ibu di Jogja berunjukrasa di Bundaran UGM memprotes kejadian luar biasa (KLB) keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) terjadi. Foto Rienews.com.
Ratusan ibu-ibu di Jogja berunjukrasa di Bundaran UGM memprotes kejadian luar biasa (KLB) keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) terjadi. Foto Rienews.com.

RIENEWS.COM – Ratusan ibu-ibu di Jogja berunjukrasa di Bundaran Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan membawa alat daput seperti periok, panci dan lainnya. Aksi yang digelar ratusan ibu-ibu di bundaran UGM pada Jumat, 26 September 2025, bagian dari keprihatinan mereka atas kejadian luar biasa (KLB) keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) terjadi.

Mereka menyatakan, ribuan anak Indonesia telah menjadi korban keracunan makanan akibat menyantap Makanan Bergizi Gratis (MBG) di berbagai tempat di Indonesia. Terjadi di Bandung Barat adalah puncak kesabaran para ibu di Indonesia. Lebih dari 1.300 anak keracunan makanan.

“Ada hampir 8.000 korban keracunan sejak Januari-September 2025, termasuk data terakhir dari Bandung Barat, Tuban, Mamuju, dan Ketapang. Angka 8.000 lebih orang itu bukan angka semata. Mereka semua adalah manusia yang sejak dalam kandungan dirawat oleh orang tua, pengasuhnya dengan penuh kasih dan melindungi mereka dari marabahaya. Kasus keracunan ini adalah tragedi,“ pernyataan siaran pers aksi ratusan ibu-ibu Jogja.

Anggaran ratusan triliun dalam program MBG yang berasal dari uang pajak warga, malah menyakiti dan mempertaruhkan nyawa anak-anak.  Program MBG yang mengambil alokasi dana pendidikan anak-anak, berujung di rumah sakit.

Berjatuhannya korban tidak membuat pemerintah menghentikan program MBG. Kepala BGN Dadan Hindayana tidak berani menyatakan MBG akan dihentikan total. Pejabat lain seperti Wakil Menteri Sekretaris Negara Juri Ardiantoro mengatakan MBG akan jalan terus. Senada, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar juga mengatakan hal yang sama.

“Apakah para elit ini punya anak yang makan MBG di sekolah? Apakah mereka tidak takut anak-anak mereka keracunan? Kami, para Ibu, selalu berdiri paling depan dalam kerja perawatan dan pengasuhan anak dan keluarga. Kerja kami sehari-hari memastikan generasi tumbuh dan berkembang dengan sehat dan bahagia. Kami bekerja keras mencari nafkah untuk memastikan hak anak terpenuhi. Kami tidak pernah berhenti berpikir dan bekerja mengelola rumah tangga memastikan anak-anak kami mendapatkan hal terbaik yang bisa kami upayakan“.

Tapi ancaman itu malah datang dari negara yang memaksakan program bermasalah terus berjalan. Buah hati yang disayangi dan jaga di rumah justru disakiti oleh negara.

Lihatlah profil korban keracunan MBG massal di Bandung Barat. Mereka adalah siswa TK hingga SMK. Bayangkan, siswa TK! Mereka bahkan belum bisa menunjukkan bagian tubuh yang terasa sakit. Ribuan orang tua cemas dan ketakutan menyaksikan kesakitan anak-anak mereka

Massa aksi ratusan ibu-ibu Jogja menyerukan, para tata kelola program MBG juga bermasalah. Ada anggota DPR yang menjadi pemilik dapur, ada TNI terlibat, intimidasi pada sekolah dan murid dengan melarang publikasi pada publik masalah yang mereka hadapi.