Operasi SAR Kecelakaan Lion Air PK-LQP Ditutup Terpusat

Suasana doa bersama dan tabur bunga oleh Kepala Basarnas Marsekal Madya M. Syaugi dan keluarga korban musibah kecelakaan Lion Air PK-LQP bernomor penerbangan JT-610 di atas Kapal KRI Banjarmasin, Selasa, 6 November 2018. {Foto Ist | Rienews]

RIENEWS.COM — Kepala Badan SAR Nasional (Kabasarnas) Marsekal Madya TNI M. Syaugi menutup secara terpusat operasi SAR kecelakaan pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT-610, Sabtu, 10 November 2018, siang. Artinya tim dari Kantor Pusat Basarnas selesai bertugas dan operasi SAR dilanjutkan Kantor SAR Jakarta dan Bandung. Dua tim ini akan terus melaksanakan siaga dan penyisiran di Last Know Positioning (LKP) dan pesisir pantai Tanjung Pakis.

“Posko Terpadu di JICT 2 Pelabuhan Tanjung Priok otomatis juga ditutup. Posko berpindah ke Kantor SAR Jakarta dan Bandung,” kata Syaugi yang didampingi Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerdjanto saat konferensi pers di Posko Terpadu JICT 2 Pelabuhan Tanjung Priok.

Penutupan terpusat operasi dilakukan setelah Syaugi selaku SAR Coordinator (SC) melakukan analisa menyeluruh, koordinasi dengan seluruh stakeholder terkait, masukan dari berbagai pihak, dan melihat data-data faktual di lapangan sampai hari terakhir perpanjangan waktu pelaksanaan operasi.

“Tolok ukur operasi SAR adalah korban. Dan sejak Jumat siang hingga siang ini, tim SAR sudah tidak menemukan korban lagi. Jadi operasi SAR secara terpusat saya nyatakan ditutup,” kata Syaugi.

Syaugi meminta maaf kepada seluruh masyarakat, khususnya keluarga korban, apabila selama pelaksanaan operasi SAR terdapat kesalahan atau kekurangan. Dia juga meminta doa agar tim Disaster Victim Investigation (DVI) dapat segera mengidentifikasi 196 kantong jenazah yang dievakuasi tim SAR. Syaugi mendukung tim KNKT yang masih melanjutkan operasi pencarian cockpit voice recorder (CVR), yaitu bagian dari kotak hitam pesawat yang merekam percakapan pilot dan kopilot.