Melalui pameran tersebut, Angki ingin menyampaikan kepada para penonton bahwa ada dampak dari kata yang diucapkan.
“Alat berupa gawai tersebut menjadi keran untuk mengeluarkan berbagai pendapat, bahkan yang tidak senonoh sekalipun. Melalui video ini yang ingin ditunjukkan adalah ketika orang melihat kata-kata tersebut ditujukan kepada mereka, apakah mereka akan merasa terintimidasi atau tidak. Terlepas dari apapun respons yang mereka miliki. Kata-kata seperti sedikit banyak memiliki dampak terhadap keseharian mereka. Dari sini harapannya mereka sadar bahwa ada konsekuensi terhadap kata yang mereka ucapkan dan selanjutnya mereka dapat menjadi lebih awas terhadap apa yang mereka utarakan kepada orang lain,” imbuh Angki.
Pameran Kesenian Lamun Selantur menjadi sarana apresiasi bagi karya-karya kreatif. Ruang eksibisi tersebut juga ingin menyampaikan bahwa karya seni komunikasi tidak hanya melulu berupa film dan foto, namun juga berupa bentuk lainnya seperti patung, lukisan, dan bahkan ruang.
“Pameran ini menjadi sarana untuk menyampaikan gagasan kreatif kepada masyarakat. Harapannya pesan dari setiap gagasan yang ditampilkan dapat menjadi bahan edukasi bagi masyarakat,” kata Angki. (Rep-04 | Rel)