Banjir bandang juga menyebabkan satu jembatan rusak berat dan akses jalan terganggu genangan lumpur yang terbawa banjir bandang.
Status Darurat
“Perlu adanya status darurat bencana, disarankan dua minggu ke depan, kemudian mendirikan posko utama dan membentuk klaster-klaster antara lain klaster pencarian, klaster yang mengurus pengungsi, logistik, dapur umum, psikosial, klaster sarana pra sarana, klaster kesehatan dan klaster pemulihan untuk mengurus terkait pendataan rumah yang rusak,” ungkap Lilik dalam Rakor Penanganan Banjir di Kantor Wali Kota Batu, Jumat 5 November 2021.
Rakor dihadiri Sekretaris Daerah Jawa Timur, Kapolda Jawa Timur, Kasdam V Brawijaya, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu.
Lilik mengimbau agar pemerintah daerah meningkatkan kesiapsiagaan terkait kemungkinan adanya bencana susulan, mengingat musim hujan masih akan berlangsung hingga beberapa bulan ke depan.
“Mengantisipasi bahaya susulan, hujan belum berhenti kemungkinan sampai Desember bahkan Januari masih akan turun hujan, harus ada sistem peringatan dini yang dibangun, minimal ada petugas yang memantau keadaan di atas (hulu sungai) untuk kemudian diinformasikan ke posko,” pungkasnya.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Batu, Agung Sedayu menyatakan mengerahkan tujuh unit alat berat, tujuh unit dump truk, dua unit truk tangka untuk penanganan pasca banjir bandang.
Agung menyebutkan, hingga Jumat siang, BPBD Kota Batu mencatat belasan rumah rusak dan 142 warga mengungsi akibat banjir bandang
“Kerugian tercatat oleh kami ada 17 unit rumah rusak, 28 motor rusak, 4 mobil rusak, 8 hewan ternak hilang dan 142 warga mengungsi ke rumah kerabat yang lebih aman,” ujarnya.
Tim gabungan terus melakukan pencarian dan pertolongan kepada korban banjir bandang Kota Batu dengan menyusuri anak sungai di Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas.
Sementara itu, tim lainnya fokus dalam pembersihan material lumpur dan puing yang hanyut terbawa aliran banijr bandang dari wilayah hulu di lereng Gunung Arjuno. (Rep-02)