Cegah KLB, Imunisasi Polio Tambahan Digelar Mulai 15 Januari

Ilustrasi inumisasi polio. Foto Dok. Kemenkes.
Ilustrasi inumisasi polio. Foto Dok. Kemenkes.

Beberapa faktor risiko penularan virus Polio adalah rendahnya cakupan imunisasi Polio, kondisi kebersihan lingkungan dan perilaku hidup bersih yang kurang baik seperti Buang Air Besar (BAB) sembarangan, baik di sungai ataupun sumber air yang juga digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Jika virus Polio masuk ke dalam tubuh anak yang belum mendapatkan imunisasi polio atau imunisasi polionya tidak lengkap, maka virus akan sangat mudah berkembang biak di dalam saluran pencernaan dan menyerang sistem saraf anak sehingga menyebabkan kelumpuhan.

Untuk menanggulangi dan memutus transmisi penularan virus polio, Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat untuk berperan aktif. Pertama, masyarakat harus memastikan anak-anak mereka memperoleh imunisasi rutin polio lengkap sesuai usia, yaitu 4 kali polio tetes dan 2 kali polio suntik, sebelum usia 1 tahun.

Kedua, memastikan seluruh anak usia 0 sampai 7 tahun di seluruh wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur serta Kabupaten Sleman DIY memperoleh 2 dosis imunisasi polio tetes tambahan pada kegiatan Sub PIN yang akan dilaksanakan mulai 15 Januari 2024.

Ketiga, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk buang air besar (BAB) di jamban dengan septic tank dan cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah buang air.

Keempat, masyarakat diimbau segera melapor kepada petugas kesehatan atau puskesmas terdekat apabila menemukan anak usia di bawah 15 tahun dengan gejala lumpuh layu mendadak.

Polio Menyerang Otot
Ketua Divisi Ilmu Kesehatan Anak Bagian Penyakit dan Infeksi Tropik di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Soetomo, Dr Dominicus Husada menjelaskan penyakit polio telah tergambarkan sejak ribuan tahun lalu pada gambar-gambar yang ada di candi. Ciri utama penderita polio paling banyak adalah kelumpuhan pada sebelah kakinya. Namun tidak menutup kemungkinan juga pada otot lainnya.

“Tentu yang paling mematikan kalau yang kena itu otot pernapasan, sehingga mereka umumnya tidak bertahan. Yang hidup adalah yang hanya kena kakinya,” ungkap Dominicus dalam acara Dokter Edukasi mengusung tema Polio Muncul Kembali, Apa Yang Harus Diwaspadai Masyarakat? Pada 5 Januari 2024.

Gejala awal polio yang ringan tidak tampak mata, tetapi harus melalui pemeriksaan laboratorium. Ciri terbesar yang dapat terlihat paling jelas adalah ada kelumpuhan yang dapat menyerang di mana pun polio menyerang.

“Kalau dia (virus polio, Red) mengenai selaput otak, ada sedikit gangguan kesadaran walaupun nggak sampai berat. Kalau kena otot nafas ya nggak nafas. Jadi dia diam dan dalam waktu singkat akan meninggal. Jadi, tergantung di mana letak virus menyerang dan berat-ringan sakitnya,” jelas Dominicus.

Apabila ada gejala yang mencurigakan, Dominicus mengimbau masyarakat segera mendatangi pusat kesehatan. Tidak perlu harus datang ke spesialis. Namun Langkah pertama adalah datang ke dokter umum terlebih dahulu. Apabila memang terindikasi polio, dokter tersebut yang akan melakukan perujukan.

Dominicus mengungkapkan hingga saat ini tidak ada penemuan obat untuk mengatasi polio. Upaya paling efektif adalah mencegahnya. Mengingat otot yang telah mati karena polio tidak dapat hidup kembali.

Virus polio tidak dapat musnah 100 persen di dunia. Tidak ada jalan lain, selain membuat manusia kebal terhadap virus tersebut. Sebab virus ini masuk melalui mulut dan keluar dari kotoran manusia, sehingga kebersihan menjadi langkah krusial mencegahnya.

“Harus juga melakukan kebiasaan cuci tangan dan sebagainya, bikin WC yang memadai dan tentu yang paling diandalkan adalah imunisasi,” kata Dominicus.

Faktanya, pernyataan Indonesia bebas polio telah ada sejak tahun 2014 sebagai hasil besar dari upaya imunisasi. Hanya saja, beberapa waktu belakangan kasus polio muncul kembali di Indonesia sehingga ia mengingatkan masyarakat untuk vaksinasi, terutama anak-anak.

Artikel lain

Menparekraf Klaim Fasilitas Parekraf di IKN Dapat Dukungan Investor

Tanggapan Koalisi Sipil atas Putusan Bebas Fatia-Haris dan Langkah Kasasi JPU

Usai Debat Ketiga, Jokowi Serukan Keamanan Digital dan Kenaikan Gaji TNI

“Cara yang kita lakukan adalah imunisasi. Tidak ada jalan lain selain membuat orang kebal, sehingga virusnya, mesipun tidak musnah, tapi dia nggak bisa menyerang orang,” papar Dominic. (Rep-04)

Sumber: Kemkes, Unair