Doa Bersama di Lokasi Jatuhnya Lion Air PK-LQP

Suasana doa bersama dan tabur bunga oleh Kepala Basarnas Marsekal Madya M. Syaugi dan keluarga korban musibah kecelakaan Lion Air PK-LQP bernomor penerbangan JT-610 di atas Kapal KRI Banjarmasin, Selasa, 6 November 2018. {Foto Ist | Rienews]

RIENEWS.COM — Rasa haru, pilu, dan harapan yang sirna untuk bisa bertemu lagi dengan ayah, ibu, anak, saudara, atau kerabat yang menjadi korban musibah pesawat Lion Air PK-LQP bernomor penerbangan JT-610 rute Cengkareng – Pangkalpinang tergurat jelas di wajah keluarga korban. Selebihnya hanya doa yang bisa dipanjatkan agar para korban dimuliakan, diampuni semua dosa, dan diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Duka mendalam menjadi pemandangan pilu yang tampak di buritan KRI Banjarmasin dan Banda Aceh, Selasa, 6 November 2018 siang. Seluruh keluarga korban yang ingin melihat langsung Last Know Position (LKP) jatuhnya pesawat sekaligus melihat langsung bagaimana tim SAR masih berjibaku dengan segala resikonya, diangkut kapal itu.

Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya M. Syaugi yang berada di KRI Banjarmasin tak kuasa menahan rasa harunya. Mantan pilot pesawat tempur F16 itu mendapat pelukan dan tangisan dari keluarga korban. Peraih penghargaan Adhi Makayasa atau lulusan terbaik Akabri Angkatan 1984 dari Matra Udara itu terlihat mencium anak-anak korban dengan penuh empati.

“Saya bisa merasakan apa yang bapak ibu, serta saudara-saudara rasakan,” ucap Syaugi dalam siaran pers yang diterima Rienews.com.

Saat keluarga korban mengirim doa dan tabur bunga dari atas kapal, tim SAR tetap melaksanakan operasi SAR. Dari pantauan udara terlihat jelas, Kapal Victori milik Pertamina yang dilengkapi dengan Multi Beam Echo Sounder (MBES), Side Scan Sonar, Ping Locator, Differential Global Positioning System (DGPS), dan Remotely Operated Underwater Vehicle (ROV) itu bersandar menggunakan empat jangkarnya.