“Hasil kajian dari InaRISK, Kabupaten Sintang memiliki potensi risiko banjir sedang hingga tinggi. Kejadian banjir ini merupakan fenomena berulang apabila tidak ditindaklanjuti dengan pengelolaan risiko secara baik,” imbuh Muhari.
BNPB mengimbau kepada pemerintah daerah setempat untuk dapat menyiapkan program jangka pendek hingga jangka panjang, seperti pembersihan saluran air hingga tata kelola air wilayah. Hal ini sebagai upaya pencegahan bahaya bencana hidrometeorologi basah, antara lain banjir, banjir bandang, tanah longor atau angin kencang.
725 Warga Kabupaten Melawi Mengungsi
Sebanyak 725 warga di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat, mengungsi akibat banjir susulan yang terjadi sejak Oktober lalu.
“Iya, ini banjir susulan dari kejadian Oktober kemarin. Sempat surut tetapi hanya 2 minggu,” kata Kepala Pelaksanan BPBD Kabupaten Melawi, Syafrudin pada Jumat 5 November 2021.
Ada pun wilayah terdampak banjir meliputi, Desa Tanjung Tengang dan Desa Tanjung Sari di Kecamatan nanga Pinoh, serta Desa Sungai Sampuk dan Desa Lihai di Kecamatan Menukung.
Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengungkapkan, dari laporan BPBD Kabupaten Melawi, Jumat 5 November 2021, sebanyak 725 warga masih mengungsi akibat kejadian tersebut.
BPBD Kabupaten Melawi telah mendirikan posko-posko pengungsian di beberapa titik bagi warga yang rumahnya terendam. Posko tersebut didirikan di antaranya di Sekolah Dasar Negeri 03, Kantor Desa Natai Gunuk, Kantor Desa Sidomulyo, dan SMP Negeri 02.
Sebagai upaya percepatan penanganan pasca banjir, BPBD Kabupaten Melawi berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan pendataan serta mendirikan dapur umum di posko pengungsian.
“Mengantisipasi adanya lonjakan ketinggian mata air, BPBD setempat telah menyiapkan perahu karet apabila diperlukan untuk mengevakuasi warga. BPBD Kabupaten Melawi melaporkan hingga hari ini ketinggian banjir di beberapa ruas jalan masih mencapai satu hingga satu setengah meter. Hal tersebut menyebabkan ruas jalan provinsi masih terputus, khususnya jalan penghubung Kabupaten Melawi dengan Kabupaten Sintang,” ujar Muhari, Jumat sore.
Banjir yang telah terjadi sejak satu bulan lalu itu juga menyebabkan kerugian materil sebanyak 1.945 unit rumah terdampak. Empat rumah dan 1 unit gereja mengalami rusak berat. Selanjutnya 2 unit fasilitas pendidikan terendam.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca yang menyatakan wilayah Kalimantan Barat berpotensi mengalami hujan lebat disertai kilat dan angin kencang hingga Minggu 7 November 2021.
“Menghadapi potensi dampak La Nina yang dapat terjadi hingga Februari 2022 mendatang, BNPB terus mengimbau kepada pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi. Masyarakat dapat secara mandiri memantau peringatan dini dari BMKG maupun melihat potensi bahaya di wilayahnya melalui inaRISK.bnpb.go.id,” kata Muhari. (Rep-06)