“Yang perlu diperhatikan kelonggaran stay at home, pada saat keluar rumah harus mematuhi protokol kesehatan, dengan pola hidup bersih, dan sehat. Selain itu kesiapan layanan kesehatan, implementasi program dan alokasi anggaran, sinergi Pemkab, Pemprov dan pusat. Protokol kesehatan diikuti implementasi dalam sektor dan sub-sektor kepatuhan masyarakat. Di samping itu, perlu antisipasi dampak pandemi, ketahanan pangan desa, dan daerah berimplikasi melemah, akses masyarakat-daya beli menurun, masyarakat kehilangan pendapatan (PHK), jumlah masyarakat miskin bertambah,” katanya.
Bidang ekonomi, sebut Baltasar, kegiatan dan pemulihan ekonomi boleh dimulai dengan syarat penyebaran dapat dikendalikan.
“Sektor ekonomi andalan Kabupaten Karo perlu mendapat skala prioritas, dan antispasi dampak pandemi di sektor pertanian dan pariwisata dan sektor lainnya terpukul oleh jalur distribusi dan daya serap pasar menurun. Lebih khusus dalam sektor pariwisata yang terdampak sangat signifikan dengan memperhatikan pembatasan sosial dan dampak sektor transportasi turun. Kesemua ini tentunya memiliki efek domino dan tentunya kembali kepada kepatuhan masyarakat, kesadaran masyarakat. Sedangkan kesadaran dapat dicapai melalui sosialisasi dan edukasi. Edukasi efektif, partisipatif, stakeholder, kearifan lokal, budaya-adat, agama dan gereja, intinya semua harus bersatu dan bergotongroyong, demi kesehatan dan keselamatan bersama, termasuk menghidupkan sektor ekonomi,” pungkas Baltasar.
Sementara itu, Bupati Karo Terkelin Brahmana mengapresiasi gagasan dan masukan yang disampaikan peserta diskusi zoom meeting dalam penanganan Covid-19 dan persiapan new normal.
Terkelin mengatakan, sudah menyusun standar operasional prosedur (SOP) yang dilakukan oleh OPD teknis dibantu Bagian Hukum Pemkab Karo.
“Bila sewaktu-waktu new normal, kita sudah siap. Tentunya dengan terlebih dahulu mengedukasi dan sosialisasikan secara komprehensif ke seluruh lapisan masyarakat, baik di pedesaan, pelosok hingga perkotaan. Masalah protokol kesehatan, kita sudah sering mengimbau dan sosialisasi melalui media massa baik cetak maupun online, akun media sosial Kominfo Kabupaten Karo, maupun secara langsung ke tingkat desa dan kecamatan. Tentu kembali kepada masyarakat, apa yang diperbuat dan berbuat apa. Nah, disini dituntut kepatuhan, kesadaran kolektif seperti diungkapkan dalam diskusi kita ini,” ungkap Bupati Karo.
Ketua Pelaksana harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Karo, Martin Sitepu menegaskan, konsep new normal sudah disusun secara bertahap.
“Karena secara psikologis masyarakat tidak mungkin terus-terusan di rumah. Harus ada panduan jelas, baik di sekolah, rumah-rumah ibadah, objek wisata, di terminal, pasar, kedai atau kafe-kafe. Tidak mudah memang, tapi ini kita harus siap menuju fase kenormalan baru,” pungkasnya. (Rep-01)