Sebelumnya, operasi SAR teah diperpanjang dua kali masing-masing selama tiga hari. Namun karena sesuai Standard Operating Procedure (SOP) operasi SAR selama tujuh hari belum maksimal menemukan korban, operasi ditambah tiga hari lagi. Apabila masih ada tanda-tanda meyakinkan ditemukan korban kembali, masa operasi ditambah tiga hari lagi. Sementara dalam operasi hari ke-13 ini, tim penyelam yang beroperasi di tiga spot atau titik penyelaman sudah tidak lagi menemukan bodypart korban di dasar covered area pencarian.
Dalam operasi hari terakhir, Basarnas mengerahkan 40 penyelam Basarnas Special Group (BSG). Mereka melakukan penyapuan dengan anchor point Kapal Baruna Jaya I pada radius 250 meter persegi. Sedangkan alut yang digunakan meliputi 3 unit KN SAR (Sadewa, Basudewa, dan Rescue Boat 206), 4 Rubber Inflatable Boat (RIB), dan 4 LCR (perahu karet).
Tim yang beroperasi di permukaan air, termasuk tim yang melakukan penyisiran dari Perairan Karawang hingga Tanjung Pakis juga nihil menemukan korban. Selama 13 hari, tim SAR telah berhasil mengevakuasi 196 kantong jenazah yang telah diberi label tim DVI dan telah diserahkan ke RS Polri Kramat Jati.
“Semoga sinergitas dan soliditas itu terus berlanjut dalam tugas-tugas negara di masa mendatang,” kata Syaugi sembari mengucapkan terima kasih dan penghargaan tinggi kepada seluruh potensi SAR, meliputi unsur TNI, Polri, Kementerian Perhubungan, KNKT, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), KKP, Bakamla, Pertamina, Bea Cukai, PMI, POSSI, Indonesia Diver Rescue Team (IDRT), dan seluruh stakeholder lainnya. Dan secara khusus menyampaikan duka mendalam dan apresiasi kepada anggota IRDT yang gugur saat bertugas.
Pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT-610 rute Cengkareng – Pangkalpinang mengalami kecelakaan 13 menit setelah lepas landas dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta pada 29 Oktober 2018. Pesawat dengan personal on board sebanyak 189 orang itu jatuh di kawasan Perairan Karawang, Jawa Barat. (Rep-03)