Peneliti UGM Desak Penutupan TPST Piyungan Segera Diselesaikan

Peneliti Fakultas Teknik UGM mengembangkan mesin pencacah plastik kresek yang dapat digunakan untuk mengatasi sampah plastik di masyarakat. Hasilnya dapat dipakai sebagai bahan campuran aspal. [Foto UGM | Rienews]

Di samping itu, sebut Iqmal, untuk memperlancar operasional dalam pengelolaan sampah di TPST Piyungan, Pemerintah DIY perlu menambah maupun memperbarui alat berat dalam pengelolaan sampah. Dengan begitu dapat mengoptimalkan pengelolaan sampah setiap harinya.

“Memperbanyak TPS 3R (reuse, reduce, recycle) dan bank sampah di setiap kecamatan juga bisa menjadi alternatif solusi,” kata Dosen Departemen Kimia FMIPA UGM itu.

Lewat TPS 3R dan bank sampah, kata Iqmal, menjadi wadah dalam pemilahan sampah di sumbernya. Dengan gerakan pemilahan sampah tersebut dapat mengurangi sampah yang nantinya akan dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA).

Persoalan sampah adalah masalah lingkungan dan menjadi tanggung jawab semua pihak, termasuk masyarakat.

Iqmal mengimbau masyarakat untuk turut serta terlibat dalam upaya pengelolaan sampah. Caranya, dengan memilih dan memilah sampah serta mengurangi produksi sampah. Langkah itu dapat mereduksi jumlah sampah yang dibuang ke depo dan diteruskan ke TPST.

“Jadi siapa yang menghasilkan sampah harus bertanggungjawab. Budayakan 3R, kalau ada sampah dipilah-pilah,” imbuh Iqmal. (Rep-04 | Rel)