RIENEWS.COM – Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Pusdalops BNPB) mencatat hingga Jumat 17 Juli 20202, pukul 17.30 WITA, lebih dari tiga ribu keluarga mengungsi pascabanjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.
Para penyintas dampak bencana alam, kini berada di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Sabbang, Baebunta dan Masamba.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam siaran persnya, Jumat 17 Juli 2020, menerangkan, jumlah penyintas yang tercatat BPBD Kabupaten Luwu Utara mencapai 3.627 kepala keluarga (KK) atau 14.483 jiwa.
“Jumlah ini belum termasuk mereka yang mengungsi di wilayah Kecamatan Baebunta Selatan, Malangke dan Malangke Barat. BPBD setempat masih melakukan pendataan di lapangan,” kata Raditya.
Baca Berita:
Tahun 2021 Dinas BMBK Sumut Akan Bangun Jalan Alternatif Medan-Berastagi
Putra Kaban Siap Investasi Ratusan Miliar Kembangkan Puncak Gunung Sipiso Piso
Penanganan darurat terhadap para warga yang mengungsi dilakukan oleh pemerintah daerah dibantu dengan mitra terkait lainnya, seperti Palang Merah Indonesia. Sebagian mereka berada di enam pos komando taktis di Radda, Masamba, Bone, Bone Tua dan Kantor Bupati Luwu Utara.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mengidentifikasi kebutuhan mendesak untuk warga terdampak berupa air bersih, obat-obatan, pakain dalam wanita, popok balita dan lansia, selimut, sarung, peralatan pembersih rumah, family kits dan masker.
Korban Meninggal
Korban meninggal dunia pada bencana banjir bandang bertambah. Hingga Jumat 17 Juli 2020, Basarnas mendata korban meninggal 36 orang meninggal dunia dan 16 lainnya dalam pencarian.
“Upaya pencarian dan evakuasi korban yang masih hilang, Tim SAR Gabungan di bawah komando Basarnas menerjunkan 539 personel, sedangkan total potensi berjumlah 1.001 personel,” kata Raditya.