BNPB-PBB Tandatangani Kerja Sama Pengelolaan Risiko Bencana

Kepala BNPB Doni Monardo bersama Utusan Khusus PBB untuk PRB, Mami Mizutori dalam pengurangan risiko bencana (PRB), di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu 29 Mei 2019. [Foto BNPB | Rienews]

Strategi PRB tidak hanya berfokus pada kesiapsiagaan tetapi aspek lain dengan pendekatan komprehensif. Hal tersebut dapat mengoptimalkan perlindungan warga terhadap keterpaparan terhadap bencana. Doni menyebutkan bahwa hasil akhirnya adalah tercapainya visi bersama yaitu ketangguhan bangsa yang berkelanjutan untuk menunjang pembangunan berkelanjutan.

Sementara itu, Utusan Khusus PBB untuk PRB atau Special Representative of the United Nations Secretary General for Disaster Risk Reduction, Mami Mizutori menyampaikan bahwa Indonesia memiliki banyak pengalaman dalam penanggulangan bencana.

“Pemerintah Indonesia telah mengambil upaya-upaya untuk meminimalkan risiko bencana, memperkuat kesiapsiagaan dan meningkatkan kesadaran publik,” tambah Mami.

Mami berpesan bahwa sistem peringatan dini juga perlu menjadi perhatian, khususnya pada fase krisis dimana pesan-pesan yang disampaikan kepada masyarakat berisiko dapat kemudian ditindaklanjuti oleh mereka secara tepat.

Dalam konteks tersebut, BNPB melakukan kerja sama dengan United Nations for Disaster Risk Reduction (UNDRR) untuk menyelenggarakan lokakarya dengan fokus PRB dan sistem peringatan dini di Indonesia.

Hadir narasumber dari Kementerian LHK, Kementerian ATR-BPN, Kepala BMKG, Kepala BNPB, LIPI, AHA-Centre, dan UNESCO. Salah satu moderator acara ini yaitu Kepala UNDRR untuk kawasan Asia Pasifik, Loretta Hieber Girardet.

Di samping itu, BNPB dan UNDRR menandatangani Deklarasi Kerja Sama dalam Pengelolaan Risiko Bencana. Kedua pihak sepakat untuk membangun kerja sama yang lebih erat dalam bidang pengelolaan risiko bencana.

Selain itu, kerja sama ini dimaksudkan untuk; meningkatkan kapasitas dalam membangun strategi di tingkat nasional dan lokal;  mendorong penelitian, peningkatan ilmu pengetahuan, dan penerapan teknologi; serta mempromosikan kerja sama di tingkat regional dan internasional dalam pengelolaan risiko bencana.

Sudah menjadi keniscayaan bahwa wilayah Indonesia terletak di daerah yang rawan bencana. Namun, kita tidak boleh berpangku tangan dan pasrah pada nasib. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menanggulangi bencana. Kendati masih banyak upaya yang perlu dilakukan untuk menyempurnakan dan mencapai ketangguhan bangsa menghadapi bencana, tetapi pengalaman dari Indonesia dalam menanggulangi bencana juga sangat bermanfaat bagi dunia.

Ancaman bencana akan terus terjadi di seluruh penjuru dunia, diperlukan kerja sama dan berbagi pengetahuan para pelaku penanggulangan bencana agar korban dan kerugian akibat bencana dapat dikurangi dan manusia dapat hidup harmoni dengan bencana. (Rep-02 | Rel)