Dosen UNS di Illinois Rindu Keramaian Masjid Saat Ramadan di Tanah Air

Dosen UNS, Salieg Luki Munestri yang tinggal di Kota DeKalb, Illinois, AS. Foto uns.ac.id.
Dosen UNS, Salieg Luki Munestri yang tinggal di Kota DeKalb, Illinois, AS. Foto uns.ac.id.

Tak heran, Salieg sangat merindukan suasana Ramadan di Indonesia. Seperti azan dan suara-suara keramaian di masjid, suasana tarawih, ramainya anak-anak TPA, undangan-undangan reuni buka bersama, suasana ngabuburit dengan aneka jajanan di mana-mana.

“Dan masakan ibu pastinya,” ucap Salieg.

Sebagai penganut gama minoritas di sana, Salieg menemui berbagai tantangan saat menjalankan puasa. Ia berpuasa tanpa orang-orang di sekitarnya tahu. Meskipun terkadang ia menyampaikan kalau sedang berpuasa, tapi kebanyakan masyarakat di sana tidak paham tentang bulan Ramadan.

Namun teman-temannya yang paham dengan pluralitas, biasanya menyampaikan ucapan selamat Ramadan kepadanya. Beruntung, komunitas Indonesia yang tinggal di DeKalb kebanyakan muslim. Mereka terkadang bergantian saling mengundang untuk acara buka puasa bersama dengan menu-menu Indonesia. Selain mengobati kerinduan Tanah Air, Salieg merasa punya keluarga baru. Bahkan ketika lebaran, selalu ada acara berkumpul bersama dengan komunitas Indonesia sesama muslim.

“Sebagai muslim yang menjadi kelompok mayoritas di Indonesia, kami mendapat banyak privilege. Di sini, kami minoritas. Kami harus memahami bahwa kami minoritas dan harus memahami situasi di sekitar,” papar Salieg.

Namun ia bersyukur, hampir lima tahun ini tinggal di negara yang demokratis, melindungi hak-hak asasi manusia, juga kebebasan beragama, berbicara, dan lainnya pun cukup terasa. Tidak saling mengganggu atau saling turut campur dengan orang atau kelompok lain.

Artikel lain

UAS Kepada Mahasiswa di Sumut, Enaklah Kalian Sekarang Punya Gubernur

Tips Mengonsumsi Obat Rutin Selama Puasa Ramadan

Deteksi TBC Tertinggi Tahun 2022 Capai 700 Ribu Lebih Kasus

“Jadi tidak pernah ada yang menyinggung masalah agama satu sama lain. Toleransi sangat terasa,” pungkas Salieg. (Rep-04)

Sumber: Universitas Sebelas Maret