Dirut BPODT, Jimmy B Panjaitan menyatakan, persiapan F1H2O ini harus benar-benar berkolaborasi dengan semua pihak, karena event ini merupakan skala internasional yang persiapannya harus secara matang.
“Kami survei dengan Owner F1H2O, dapatlah Balige. Dia bilang, dari semua venue, hanya Balige-lah yang paling menarik, dia sebut alamnya masih unik sekali, kalau pun dibuat tolong pertahankan alamnya, karena ini yang paling unik,” kata Jimmy.
Kejuaraan dunia ini harus tetap menonjolkan kearifan lokal dan harus dipertahankan.
“Kami buat event besar tapi sustainable, kearifan lokalnya tetap dipertahankan. Dan juga penting bagi penyelenggara soal keamanan dan aksesbilitas,” sebut Jimmy.
Artikel lain
Ini Motif Pembunuhan Mantan Anggota DPRD Langkat dari Partai Golkar
KUR BSI di Aceh Rp3 Triliun, Presiden Jokowi: Gede Banget Jatahnya
Terpidana Korupsi Modal Kerja dan Investasi BSM Rp32 Miliar Ditangkap
Sementara Ketua IMI Sumut Harun Mustafa Nasution menyebutkan, gelaran olahraga internasional ini harus berdampak dengan masyarakat sekitar, terutama dampak ekonomi.
“Event ini membawa dampak yang banyak bagi masyarakat. Dari segi otomotif, banyak yang dibawa ke Danau Toba,” katanya.
Pengamat pariwisata Sumut, Nurlisa Ginting berharap kejuaraan F1H20 yang pertama kali digelar di Indonesia ini khususnya Sumatera Utara, bisa menyejahterkan masyarakat.
“Mudah-mudahan F1H2O bisa berjalan lancar dan bisa meningkatkan kesejahtaraan masyarakat Sumut, khususnya Balige,” pungkasnya. (Rep-06)