SUMUT  

Ini Jembatan Rp2 M Bernilai Historis Perjuangan Bangsa

Bupati Karo Terkelin Brahmana bersama pejabat Pemkab Karo, Selasa 25 Juni 2019, berfoto di jembatan “Napak Tilas Pahlawan Nasional Kiras Bangun” yang dibangun dengan anggaran APBD 2017 senilai Rp2 miliar. [Foto Ist | Rienews]

RIENEWS.COM – Pembangunan infrastruktur di antaranya, pembangunan jalan dan jembatan dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi. Hal ini merupakan bagian dari visi dan misi Pemerintah Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

“Karena pembangunan jalan dan jembatan memiliki daya dorong yang kuat terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat pedesaan. Dengan demikian, desa harus terus didorong mampu memberi nilai tambah pada komoditas pertanian agar memiliki daya jual lebih tinggi,” kata Bupati Karo Terkelin Brahmana, ketika meninjau jembatan “Napak Tilas Pahlawan Nasional Kiras Bangun”,  dan pelebaran jalan baru yang menjadi penghubung antara Desa Kutasuah Kecamatan Munte dengan Desa Batukarang dan Desa Rimokayu, Kecamatan Payung, Selasa 25 Juni 2019.

Dalam peninjauan itu, Bupati Karo didampingi Kepala Bappeda Nasib Sianturi, tokoh masyarakat Desa Payung, Tuah Pandia, anggota DPRD Karo Mansur Ginting, Kepala Dinas PUPR Paten Purba, Sekcam Payung Mariani br Sitepu, Kepala UPT Dinas Pendidikan Provinsi H. Syahri Ginting, Kepala Dinas Pendidikan Karo Eddy Surianta Surbakti, Sekdes Batukarang Firdaus Bangun, tokoh pemuda Frans Maradona Bangun serta sejumlah warga Desa Batukarang dan warga Desa Rimokayu.

Bupati mengutarakan bahwa jembatan yang dibangun di atas sungai Lau Biang dengan anggaran sekitar Rp2 miliar dari APBD Kabupaten Karo Tahun Anggaran 2017,  itu memiliki nilai historis.

Baca Berita:

“Tidak Kusangka Bapak Bupati Jalan Kaki 1 Kilometer”

Polisi ‘Buntu’ Ungkap Pembunuh Mahasiswi UQB

“Lokasi jembatan tersebut memiliki historis sejarah perjuangan bangsa kita, yang dulunya merupakan lokasi napak tilas Pahlawan Nasional Kiras Bangun (Garamata). Demikian juga pejuang-pejuang kita seperti Komandan Batalyon I di TNI Sektor III, Kapten Pala Bangun yang akhirnya gugur dalam pertempuran di Bertah 7 Mei 1949, tidak jauh dari jembatan ini,” kata Terkelin.

“Sejarah merupakan jejak dari suatu peristiwa. Nilai-nilai sejarah tersebut perlu dijunjung tinggi dan dikenang agar tertanam rasa cinta pada Tanah Air,” imbuh Terkelin.

Di kesempatan tersebut, Bupati Karo minta Camat Payung, Jepta Tarigan melalui Sekcam Mariani br Sitepu, dan Kepala Desa Batukarang, Roin Andreas Bangun, agar jalan tersebut diperlebar lagi, dari 8 meter menjadi 12 meter.