Wagubsu Musa Rajekshah (Ijeck) mengapresiasi kebijakan ITFC mengadakan pelatihan para penggiat petani kopi di Kabupaten Tanah Karo. Disebutkannya, Kabupaten Tanah Karo adalah sangat tepat sebab tanahnya subur, tinggal bagaimana petani mengelola dan memanfaatkannya.
“Para petani dan eksportir bersyukurlah karena daerah Karo dijadikan pilihan primadona oleh ITFC sebagai pelatihan dan penyuluhan pengembangan kopi,” ujar Ijeck.
“Acara ini kita harapkan terus berlanjut, jangan hanya kabupaten ini yang menerima kesempatan pelatihan, sebab masih ada kabupaten lain juga ingin seperti Kabupaten Karo ini, di 33 kabupaten/kota se-Sumut. Apabila petani kita sukses mengikuti program ITFC ini. Dapat kita lihat seperti negara Thailand, mereka biasa ke ladang menggunakan kendaraan doubel cabin, sedangkan para petani kita naik sepeda motor saja sulit ada,” ungkapnya.
Bupati Karo Terkelin Brahmana menyatakan, pada prinsipnya Pemda Karo sangat mendukung penuh program dan pelatihan budidaya ekspor kopi ITFC untuk meningkatkan keterampilan penggiat para petani kopi di Tanah Karo.
Menurut Terkelin, saat ini tanaman kopi di Karo sudah mulai berkembang.
“Puncaknya di tahun 2018, petani menanam kopi mencapai 9.178,44 hektar dengan produksi 13.279.74 ton, atau produktivitas 1.931,60 Kg/hektar per tahun,” kata Terkelin.
Dijelaskannya, ada beberapa faktor di Kabupaten Karo, petani kopi belum signifikan melakukan budidaya kopi. Belum tercapai produktivitas kopi di atas 2.500 Kg/hektar per tahun, tanaman kopi tidak bertahan lama berproduksi, belum melakukan budidaya yang benar dan masih rendahnya rendemen gabah kopi yang dihasilkan.
“Untuk itu dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para penggiat petani kopi akan merubah cara, berpikir sesuatunya dalam pengembangan kopi. Sehingga petani tidak lagi dikuasai oleh pengusaha maupun orang tertentu, yang menguntungkan segelintir orang,” pungkas Bupati Karo. (Rep-01)