Konferensi Universitas Asia-Pasifik Bahas Penggunaan Kecerdasan Buatan

Konferensi Tahun 2019 yang dilaksanakan oleh Association Universities of Asia Pacific yang diikuti UMY dan 48 universitas di Asia-Pasifik pada 23-25 Mei 2019 lalu. [Foto UMY | Rienews]

“Konferensi ini dilaksanakan pada tanggal 23-25 Mei lalu dan menjadi pertemuan ilmiah untuk 48 universitas di wilayah Asia dan Pasifik. Pertemuan kali ini mengangkat tema mengenai kesiapan perguruan tinggi dalam menggunakan atau memanfaatkan kecerdasan buatan dalam proses belajar mengajar. UMY sebagai Board Member dari asosiasi ini diberi kepercayaan untuk mengomandoi salah satu pemateri dari Hongkong yang membahas proses penggunaan instalasi robotik dalam pembelajaran STEM (science, technology, engineering & mathematic),” ujar Gunawan.

Berkat revolusi industri, kini ada banyak negara yang sudah menggunakan mekanisme kecerdasan buatan dalam proses pembelajaran.

“Terutama dalam engineering dan kesehatan. AI ini akan sangat membantu dalam memperlancar dan memperjelas proses pratikum, perumusan tugas akhir, juga perencanaan lain. Sehingga suatu saat dosen dapat membagi waktunya separuh untuk penelitian mandiri dan separuh untuk mengajar, dan tidak perlu lagi dosen masuk setiap minggu, karena AI bisa menjadi asisten dosen yang dapat mengambil alih tugas dalam kegiatan mengajar dalam kelas,” ungkap Gunawan.

Gunawan menyebutkan bagi UMY ini bisa menjadi inspirasi dalam bagaimana menggunakan AI dalam proses pembelajaran, namun bukan untuk menggantikan tugas dosen dalam kelas secara keseluruhan.

“Karena kita memahami bahwa proses pembelajaran tidak hanya sekedar transfer of knowledge tapi juga transfer of value dan pembangunan karakter sehingga tidak mungkin untuk menyerahkan seluruh proses belajar mengajar kepada asisten robot. Ini yang juga dirasakan oleh negara dengan komunitas nilai sosial yang masih kuat seperti Brunei Darusalam, Malaysia, Filipina dan Vietnam,” ungkap Gunawan.

Dalam pembahasan itu, kata Gunawan, arahnya bagaimana membuat teknologi lebih manusiawi.

“Diskusi yang kita miliki akhirnya mengarah pada bagaimana membuat teknologi ini lebih manusiawi dan tidak menggantikan, menggeser, atau memarjinalkan nilai kemanusiaan. Karena bagi UMY kemajuan teknologi harus menjadi perantara dalam membangun karakter dan mewariskan nilai yang luhur,” pungkas Gunawan. (Rep-02 | Rel)