Dengan tenaga penuh, Mak Vera menghantamkan palu ke bongkahan semen agar besi terlepas.
“Anak saya ada tujuh, empat sudah menikah, tinggal tiga lagi yang belum. Ketiga anak saya itu masih menjadi tanggung jawab saya,” kata Mak Vera sembari terus mengayunkan palunya ke semen.
Perempuan paruh abad (50 tahun) ini, menjadi tulang punggung keluarga sejak sembilan tahun lalu. Tepatnya, setelah suaminya meninggal dunia.
“Kerjaan saya setiap hari mencari botot (barang bekas), dan siang hari saya ikut menjadi salah satu buruh aron di ladang warga,” ujar Mak Vera.
Dengan besi yang terkumpul itu, Mak Vera berharap membawa rupiah ke rumah.
“Alhamdulillah bisa menghidupi kami sekeluarga, meski harga besi untuk perkilonya tiga ribu rupiah,” ucap Mak Vera. (Rep-01)