Barang bukti lainnya, sabu seberat 69,8 gram, ekstasi 17 butir dan daun ganja sebarat 137,7 kilogram.
Heppi menegaskan, BNN Karo mengutamakan tindakan pencegahan yang dilakukan dengan advokasi di 25 desa, di 24 sekolah tingkat SMP dan SMA. BNN Karo juga membentuk relawan anti narkoba sebanyak 521 orang yang terdiri dari pelajar dan masyarakat yang diangkat oleh kepala desa dan kepala sekolah.
“Para relawan anti narkoba ini sudah terbentuk di semua sekolah dan desa se-Tanah Karo. Kebijakan ini memang berada sepenuhnya di tangan kepala sekolah. Ini hanya teknis yang kita berikan untuk menekan penyalahgunaan narkoba di sekolah,” imbuh Heppi.
Sepanjang tahun 2018, BNN Karo memasukkan 21 orang, pecandu narkoba, dalam program rehabilitasi.
“Bahkan ada 21 orang masyarakat memasukkan sendiri anggota keluarganya untuk direhabilitasi. Seandainya Pemda Karo berperan dalam anggaran, masih sangat banyak saudara kita yang akan terbantu. Meski keterbatasan anggaran, kita tetap semangat bekerja. Semua terget melampau anggaran DIPA. Memang, keberhasilan ini belum terlihat secara signifikan karena kita tahu, peredaran narkoba sangat marak di Tanah Karo ini. Bahkan narkoba ini sudah masuk ke desa-desa,” pungkas Heppi. (Rep-01)