Berdasarkan catatan Poppy, ketiga capres memiliki pandangan berbeda terkait hubungan internasional dan politik luar negeri Indonesia. Anies Baswedan berpendapat, Indonesia harus kembali menjadi penentu arah perdamaian global. Kemudian Prabowo Subianto menjelaskan Indonesia harus fokus memperkuat ekonomi dalam negeri. Sedangkan Ganjar Pranowo menilai politik luar negeri harus berjalan dengan tidak melupakan kepentingan nasional.
Ketiganya menunjukkan signifikansi berpikir yang berbeda. Sementara menurut Poppy, dunia internasional saat ini tidak bisa dilihat menjadi potensi ancaman saja. Melainkan juga potensi kerja sama untuk menyeimbangkannya dengan kepentingan nasional.
Prabowo masih melihat dunia dengan kacamata perang dunia, semua dianggap sebagai ancaman. Sedangkan Ganjar memiliki kesadaran akan posisi politik luar negeri Indonesia yang perlu dicermati.
“Kalau Pak Anies ini menarik melihat bagaimana Indonesia lebih punya peran dalam menentukan agenda setting di tingkat global. Sayangnya, tidak dielaborasi lebih jauh bagaimana itu dilakukan dan sejauh mana itu berbeda dengan kondisi sekarang,” komentar Poppy.
Berlangsungnya Debat Pilpres bertema itu menarik perhatian dan menghidupkan kembali diskusi-diskusi publik terkait politik. Poppy berpesan agar siapapun yang terpilih menjadi presiden perlu punya arahan yang lebih jelas tentang prinsip politik luar negeri bebas-aktif Indonesia.
Artikel lain
Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadan 1445 H Jatuh 11 Maret 2024
KTT GNB ke-19, Indonesia Dorong Keanggotaan Penuh Palestina di PBB
Jokowi Tanggapi Isu Menteri Mundur, Gonta Ganti Menteri Nggak Masalah
“Tentu saja politik bebas-aktif sebagai prinsip dasar politik luar negeri kita dan ada dinamika politik global yang terus berubah. Kemudian perlu punya kemampuan untuk menjembatani dua aspek yang sama penting, yaitu mendudukan kebijakan luar negeri untuk melayani kepentingan domestik. Saat yang bersamaan perlu menekankan kembali peran Indonesia pada dunia internasional,” pesan Poppy. (Rep-04)
Sumber: UGM