Tiga Penumpang Xenia Meninggal Tertimpa Longsor di Jalur Tirtanadi Sibolangit

Satu unit mobil tertimpa material longsor di kawasan Tirtanadi Sibolangit, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, pada Sabtu malam, 23 Oktober 2021. [Foto Ist]

Sementara korban selamat, Gusrini Hagaina br Ginting (23 tahun) warga Jalan Sedap Malam 1, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan, saat ini dirawat di RS Efarina Etaham Berastagi, dan Ferdinan Tarigan (32 tahun) warga Jalan Pales 7A, Simpang Selayang, Kota Medan, menjalani perawatan di RSUP H Adam Malik Medan.

Catatan Rienews, pada 21 November 2017 dan pada 16 November 2018, longsor terjadi di kawasan Tirtanadi Sibolangit. Dua kejadian longsor tersebut, tidak ada korban jiwa. Sedangkan pemicu kedua kejadian longsor itu, intensitas hujan yang melanda kawasan tersebut.

Jalan menuju Kota Berastagi bertopografi berbukit, di sisi jalan curam dan tebing.

Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menyebutkan, longsor pada Sabtu malam, 23 Oktober 2021, di kawasan Sibolangit selain faktor hujan dengan insentitas tinggi, juga kondisi tanah stabil.

“Peristiwa ini bermula dari hujan dengan intensitas tinggi serta kondisi tanah labil sehingga longsor tidak dapat dihindari,” kata Muhari dalam siaran persnya, Minggu 24 Oktober 2021.

Muhari mengatakan, melihat pantauan dari inaRISK, Kecamatan Sibolangit termasuk wilayah dengan potensi tanah longsor dengan kategori sedang hingga tinggi.

“Sedangkan identifikasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada potensi gerakan tanah Oktober ini, wilayah Sibolangit berada pada gerakan tanah menengah hingga tinggi. PVMBG menyebutkan daerah dengan potensi menengah merujuk pada daerah yang dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, khususnya pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau lereng bukit,” kata Muhari.

Masyarakat dan pemerintah daerah diimbau untuk tetap waspada dan siap siaga terhadap potensi bahaya tanah longsor maupun bahaya hidrometeorologi basah lain, seperti banjir, banjir bandang dan angin kencang. (Rep-01 | Rep-06)