BNPB-PBB Tandatangani Kerja Sama Pengelolaan Risiko Bencana

Kepala BNPB Doni Monardo bersama Utusan Khusus PBB untuk PRB, Mami Mizutori dalam pengurangan risiko bencana (PRB), di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu 29 Mei 2019. [Foto BNPB | Rienews]

RIENEWS.COM – Pendekatan komprehensif pada beberapa aspek dibutuhkan sebagai upaya pengurangan risiko bencana (PRB). Aspek yang saling terkait dalam PRB tersebut yaitu tata ruang, lingkungan hidup, dan infrastruktur. Pendekatan komprehensif pada ketiga hal ini akan mampu untuk mengurangi atau mencegah dampak bencana yang lebih besar.

Belajar dari bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi pada 2018 lalu, kesiapsiagaan tidaklah cukup. Aspek tata ruang, lingkungan hidup dan infrastruktur sudah seharusnya saling terjalin dan beririsan satu dengan yang lain.

“Bencana dengan dampak yang hebat dapat terjadi manakala ketiga aspek ini gagal melindungi warga dari ancaman bencana,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo, pada Rabu 29 Mei 2019, di Graha BNPB, Jakarta Timur.

Menurut Doni, aspek tata ruang, lingkungan hidup, dan infrastruktur dapat memperhebat dampak dari suatu kejadian bencana.

Baca Berita:

Penyakit Akibat Rokok Meningkat

SAR Medan Cari Korban Banjir Sungai Batuan

“Namun, aspek-aspek tersebut juga dapat mencegah dampak yang lebih parah dari suatu kejadian bencana,” tambah Doni.

Tata ruang menjadi kunci penting dalam pengendalian pembangunan, khususnya yang berada di daerah rawan bencana. Di sisi lain, lingkungan alam yang lestari akan menghindarkan kita dari bencana.

“Oleh karena itu, jika kita jaga alam, maka alam akan menjaga kita. Adapun aspek infrastruktur yang inklusif dapat menghindarkan masyarakat dari berbagai kejadian bencana,” ujar Doni.