Bentuk kerja sama UMY dengan Bawaslu RI di Desa Hargomulyo meliputi penelitian dosen terkait politik, pendidikan politik dalam bentuk seminar, dan juga mengirimkan mahasiswa sebanyak 50 orang untuk menjadi relawan Pemilu 23 Maret hingga 20 April 2019.
Achmad berharap dengan adanya kerja sama ini, ada perubahan pada setiap lapisan masyarakat untuk bersama–sama memerangi praktik kotor tersebut.
“Kami berharap bisa membantu dan mendidik masyarakat untuk menjadi manusia yang berintegritas, tidak mau menerima uang walaupun dari teman kita sendiri. Demi mencari dan memilih pemimpin kita yang amanah di masa yang akan datang,” imbuhnya.
Ketua Bawaslu RI Abhan menegaskan, bahwa praktik politik uang dalam Pemilu merupakan kejahatan yang sangat berat dan luar biasa. Korupsi bisa terjadi karena diawali dengan politik uang pada masa kampanye. Untuk itu berbagai pihak harus bekerjasama untuk mencegah terjadinya tindakan politik yang kotor.
“Ketika kita ingin memberantas korupsi, maka harus dimulai dari hulu. Karena dengan politik uang akan dihasilkan pemimpin yang tidak berpihak pada kepentingan rakyat dan hanya berorientasi kepada kepentingan pribadi. Untuk mewujudkan pelaksanaan Pemilu yang berintegritas dan damai, diperlukan keberanian dan dapat dimulai dari tatanan yang paling bawah yaitu, keluarga dan desa,” pungkas Abhan. (Rep-04 | Rel)