Festival ini juga menggelar Program Kolaborasi (Oktober-Desember 2024) bersama beberapa komunitas di berbagai lokasi, yakni SkolMus (Kupang, NTT), Sanggar Lumbung Kawruh (Gunungkidul, DIY), Sekolah Sablon Indonesia (Jakarta), dan SeniNGrafis (Jakarta). Empat kolaborator itu menggelar riset, lokakarya dan produksi karya sesuai konteks masing-masing.
Untuk semakin merangsang keterlibatan publik, digelar juga Program Publik yang dibagi menjadi dua: Aktivasi Pameran dan Aktivasi Studio.
Aktivasi Pameran terdapat berbagai kegiatan, seperti pertunjukan teater, musik, tur pameran bersama para kurator, reportase cukil, permainan gambar umbul, boardgame, dan lainnya. Sementara, Aktivasi Studio akan ada kegiatan bersama beberapa studio seni cetak grafis, antara lain, Grafis Minggiran (Yogyakarta), Grafis Huru Hara (Jakarta), Devfto Printmaking Institute (Bali) serta Black Hand Gang (Bali).
Agung Kurniawan, Direktur Artistik Festival Seni Cetak Grafis Trilogia 2024, menjelaskan, seluruh kegiatan tersebut dirancang untuk memantik pertukaran pengetahuan, baik dalam ruang-ruang diskusi melalui simposium, pameran maupun dalam program kolaborasi serta program publik.
Harapannya, berbagai praktik dan wacana seni cetak grafis menjadi lebih bergulir dan bertiwikrama.
Artikel lain
KPK Lelang Barang Mewah Milik Koruptor dari Rumah hingga Tas Mewah
Pemerintahan Prabowo Berlakukan PPN 12 Persen Awal Tahun 2025
WMS Voucher Jawab Kebutuhan Internet Bagi Pelaku Usaha
“Soal bagaimana kita melihat seni cetak grafis itu tidak melulu kerja studio tapi juga melibatkan atau kalau perlu merekayasa komunitas-komunitas yang terkait dengannya,” kata Agung dalam siaran pers Festival Seni Cetak Grafis Trilogia 2024 pada Kamis, 5 Desember 2024. (Rep-02)