“Banjir tersebut juga membuat 911 KK (2.889 jiwa) dan 911 unit rumah terdampak banjir dengan tinggi muka air (TMA) dikisaran 20 – 50 sentimeter,” kata Muhari.
Menurut Muhari, BPBD Kabupaten Ketapang melaporkan kondisi terakhir, Senin sore, banjir di beberapa titik mulai surut.
“Dan BPBD terus mengupayakan percepatan penanganan dengan melakukan pengecekan ke rumah warga di lokasi terdampak, melakukan pendataan rumah dan fasilitas umum yang terdampak,” kata Muhari.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi hujan yang disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat.
Wilayah yang berpotensi terjadi hujan intensitas sedang hingga lebat pada Selasa 2 November 2021, yaitu di sebagian wilayah Kabupaten Ketapang, Bengkayang, Landak, Sanggau, Kayong Utara, Kapuas Hulu dan Kabupaten Melawi.
Muhari menjelaskan, dari analisis inaRISK juga menunjukan Kabupaten Ketapang memiliki potensi risiko banjir dengan kategori sedang hingga tinggi.
“BNPB mengimbau kepada pemangku kepentingan di daerah setempat dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi La Nina. La Nina merupakan anomali iklim yang dapat memicu peningkatan curah hujan dan diprediksi terjadi pada bulan Oktober 2021 hingga Februari 2022,” katanya. (Rep-02)