Indonesia Dorong Dunia Investasi Vaksin TBC Baru

Pertemuan Stop TB Partnership (STP) Board Meeting ke-37 di Brazil, 9 Februari 2024. Foto Dok.Kemenkes.
Pertemuan Stop TB Partnership (STP) Board Meeting ke-37 di Brazil, 9 Februari 2024. Foto Dok.Kemenkes.

Indonesia berupaya meningkatkan jumlah kasus yang dilaporkan hingga menjadi 900 ribu dari 1 juta perkiraaan kasus TB pada tahun 2024.

“Juga berkomitmen menyediakan pengobatan TB yang lebih singkat, memperkuat kolaborasi dengan komunitas, serta melakukan inovasi pembiayaan untuk layanan TB,” kata Budi.

Eliminasi Tuberkulosis akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Upaya pemberantasan yang dilakukan seperti berkolaborasi dengan masyarakat dan kader kesehatan untuk menyaring 2,2 juta populasi berisiko tinggi TB.

“Kami melibatkan masyarakat untuk membentuk TB Army, sebuah komunitas terlatih bagi para penyintas TB yang membantu mendeteksi dan mengawasi pasien TB MDR (multidrug-resistant tuberculosis),” ujar Budi.

TB MDR adalah jenis tuberkulosis yang kebal terhadap dua obat antituberkulosis paling kuat. Artinya, obat-obatan tersebut sudah tidak mempan untuk membunuh bakteri TB dalam tubuh penderita.

Selanjutnya, Indonesia juga mendorong inovasi dalam diagnosis tuberkulosis dengan memproduksi lima alat deteksi TB berbasis PCR, yang dapat dimanfaatkan oleh 1.000 laboratorium PCR yang sudah ada di Indonesia.

“Kami juga mempercepat penerapan pengobatan presisi dengan mendirikan Inisiatif Ilmu Biomedis dan Genom (Biomedical & Genome Science Initiative/BGSi), yang mencakup pengurutan genom pada MDR sampel TB untuk meningkatkan surveilans,” kata Budi.

BGSi merupakan inisiatif nasional untuk mendorong pemanfaatan data genomik atau informasi genetik sehingga dapat digunakan untuk mencegah dan mengobati penyakit secara tepat dan akurat.

Pengobatan TB diupayakan dapat diakses oleh semua orang. Indonesia merupakan salah satu negara pertama di Asia yang meluncurkan BPaL dan BPaLM (bedaquiline, pretomanid, linezolid, dan moksifloksasin).

Pengobatan ini dikenal sebagai regimen oral jangka pendek untuk tuberkulosis resisten obat (TBC RO). Regimen ini membantu mempersingkat pengobatan jangka pendek TB RO menjadi enam bulan. Sebelumnya, pengobatan jangka pendek untuk pasien TB RO berdurasi 9–11 bulan dan menggunakan suntikan.

Selain itu, Indonesia mendukung penelitian operasional mengenai potensi regimen pengobatan yang lebih singkat untuk Tuberkulosis Sensitif Obat (TBC SO). Jika TB RO memerlukan pendekatan pengobatan yang lebih kompleks karena bakteri penyebab TB, Mycobacterium tuberculosis, resisten terhadap obat-obatan tertentu, TB SO dapat diobati dengan regimen standar. Namun, durasi pengobatan TB SO saat ini masih sekitar 6-9 bulan.

Artikel lain

Pemilu 2024 Belanja Bansos Melonjak Hampir Rp500 T

Temuan Bawaslu di LN dari Surat Suara Telat hingga Pemilih Ganda

Baleg DPR dan Mendagri Sepakat Masa Jabatan Kades Maksimal 16 Tahun

Indonesia diklaim Budi menjadi salah satu negara pertama di dunia yang melaksanakan inisiatif percontohan untuk memberikan insentif puskesmas, memberikan pelayanan TB yang terstandar, meliputi diagnosis, pelaporan, dan kelengkapannya pengobatan kasus TB. Di tingkat global, Indonesia juga memprakarsai Aliansi Negara-negara untuk Memerangi Tuberkulosis bersama Nigeria, Filipina, dan Polandia. (Rep-04)

Sumber: Kementerian Kesehatan