Ketiga, mengajarkan untuk berbelanja dengan bijak.
Memasuki usia sekolah menengah pertama (usia 13-15 tahun) perlu pendekatan yang lebih dewasa. Anak seusia ini sudah memiliki pilihan yang akan dilakukan dalam setiap belanja. Namun perlu diingatkan lagi akan nilai kebutuhan dan keinginan. Selanjutnya berikan kebebasan untuk mengelola angpau lebaran miliknya dengan bijak.
Selain itu juga memberikan tambahan pengetahuan tentang cara kerja uang yang tidak sebatas sebagai alat tukar barang. Melainkan juga dapat menjadi alat investasi masa depan jangka panjang, seperti investasi dana pendidikan dengan membuka rekening atas nama sendiri dan atau menginvestasikan dalam bentuk emas.
Pilihan yang dipilih adalah langkah membangun kedewasaan anak dalam berpikir mengelola keuangan. Fatkur juga mengimbau orangtua jangan pernah takut untuk membiarkan anak membuat keputusan. Apapun hasil akhirnya.
Keempat, ajarkan tentang kemandirian dalam mencari uang.
Anak dengan status sekolah menengah atas (rentan usia 16-18) masih menjadi anak kategori remaja atau belum dewasa. Tentulah segala kebutuhannya masih menjadi tanggung jawab orang tua. Namun sebagai media pembelajaran, anak harus dipahamkan tentang cara mencari uang sendiri.
Tujuannya bukan untuk memenuhi kebutuhannya. Melainkan agar anak mengerti akan kemandirian dalam mencari uang yang tidak mudah.
Artikel lain
Hingga H-1, Penumpang Angkutan Umum Mencapai Lebih 6,4 Juta Orang
Sejarah Angpau Lebaran dari Tradisi Kaisar hingga Tren Uang Baru
Haedar Nashir: Umat Islam Butuh Kalender Global agar Idulfitri dan Iduladha Satu
“Jadi bisa lebih berhemat dan berhati-hati dalam mengelola angpao lebaran yang didapatkan,” pungkas Fatkur. (Rep-04)






