Mengolah Kotoran Sapi Jadi Pupuk dan Bahan Bakar

Tim Monitoring YESSA menyaksikan proses pemanfaatan kotoran ternak sapi di Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimera Yogyakarta, kerja sama warga dengan Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian (DTPB FTP) UGM. [Foto UGM | Rienews]

Manfaat utama rangkaian kegiatan ini, sebut Joko, peningkatan sanitasi lingkungan dengan berkurangnya bau kotoran ternak. Manfaat lain adalah penghematan pengeluaran rumah tangga baik untuk pembelian gas maupunĀ  pembelian sayuran. Selanjutnya diharapkan terjadi peningkatan keamanan pangan dan kesehatan masyarakat.

Upaya pengelolaan limbah slurry merupakan bagian dari program manajemen kebun terpadu untuk mendukung keamanan pangan. Selain program tersebut, dikatakan Joko, juga dilaksanakan mitigasi perubahan iklim melalui gerakan irigasi bersih dan konservasi serta pengembangan sistem manajemen pengetahuan sebagai pendukung keputusan dalam teknologi pertanian.

Sekretaris Eksekutif YESSA, Mr. Sugano mengapresiasi DTBP UGM yang telah melaksanakan program dengan baik dan dijalankan oleh masyarakat.

Hal tersebut disampaikannya saat melakukan peninjauan di sejumlah lokasi pelaksanaan program, pada 7 Februari 2019 kemarin.

Dalam kesempatan itu, juga dilakukan peninjauan ke green house di Dusun Wunut, Sriharjo, untuk melihat diseminasi dalam teknologi irigasi kabut sebagai salah satu upaya menghemat air.

Selanjutnya, tim monitoring YESSA juga mengunjungi lokasi penerapan program pemanfaatan limbah toilet di Dusun Kalidadap Desa Selopamioro. Lalu, ke Dudun Lenteng Desa Selopamioro, yang menjadi lokasi dalam pemanfaatan kotoran ternak menjadi biogas dan slurry untuk bercocok tanam sayur. (Rep-04 | Rel)