“Tulisan Faiz itu selalu menyuarakan kritis tentang sistem pendidikan. Dia memberi kritik pada kurikulum, bagaimana pelajaran diajarkan. Pikiran-pikiran seperti Faiz ini masih jarang di Indonesia hari ini,” puji Okky, dalam siaran pers Koalisi Masyarakat Sipil untuk Pegiat Literasi.
Okky menegaskan bahwa Faiz adalah pembaca yang hebat, telah melahap karya pemikir dunia seperti Albert Camus dan Foucault.
“Penahanan ini lagi-lagi bukan sekadar menahan tubuh seseorang, tapi mematikan potensi besar yang dimiliki Indonesia,” tegasnya.
Setelah berjumpa dengan Faiz, Okky menyebut fisik dan psikologisnya dalam kondisi sehat.
“Dia telah tumbuh menjadi seseorang yang lebih kuat, lebih dewasa, lebih matang. Saya yakin ini akan menjadi proses yang menguatkan dia,” ujarnya.
Okky juga mengapresiasi pihak Polres Kediri Kota menghormati hak-hak Faiz, termasuk tidak melakukan kekerasan dan memfasilitasi Faiz untuk mengikuti ujian sekolah secara daring.
“Faiz sekarang sedang mengikuti ujian. Dia masih mengikuti proses sekolahnya. Jadi kan dia kelas 3 SMA. Jadi ada ujian, try out, itu semuanya masih diikuti lewat online,” jelas Okky.
Meski demikian, Okky menyatakan kekhawatiran proses belajar mengajar Faiz ke depan, terutama yang mensyaratkan penggunaan kamera dan laptop. Okky menegaskan komitmennya untuk terus memperjuangkan kebebasan Faiz.
“Faiz harus bebas. Faiz harus bisa mendapat ijazah SMA dan harus bisa memproses dia masuk ke perguruan tinggi. Karena kalau enggak, dia betul-betul akan kehilangan semua hak-haknya itu,” pungkas Okky. (Rep-02)





