“Kenapa kita mudah terpecah belah dan termakan oleh isu-isu menyesatkan karena kita tidak sejahtera. Untuk itu pertama kali yang harus kita kerjakan bersama bagaimana rakyat kita ini sejahtera. Karena semua agama kita pasti mengajarkan kebaikan,” ujar Edy.
Saat ini, menurut Edy, Provinsi Sumatera Utara terus tertinggal dengan provinsi-provinsi lain yang sebelumnya jauh di bawah Sumut dari sisi pembangunanannya.
Bahkan berdasarkan beberapa survei tentang kesejahteraan, kesenangan, dan kebahagian Sumut berada diperingkat kedua paling bawah di atas Papua.
“Tadi pagi saya melihat ada survei tentang kesejahteraan, kesenangan, dan kebahagian dan ternyata Sumut peringkat 33 satu tingkat di atas Papua. Kita di bawah NTT. Kondisi ini tentu sudah tidak benar dan tidak bisa dibiarkan. Sumut yang kaya akan sumber daya alam dan manusianya tapi ternyata kita terus tertinggal,” kata Edy.
Dia menegaskan agar masyarakat Sumut tidak terjebak dan larut dalam polemik murahan yang malah membuat Sumut semakin terpuruk.
“Perbedaan suku, adat budaya, dan agama merupakan kekayaan yang seharusnya membuat kita semakin kuat. Saya mohon doa dan dukungan dari masyarakat Sumut. Mari kita bergandengan tangan membangun Sumut bermartabat,” ungkap Edy disambut tepuk tangan meriah masyarakat yang hadir.
Dalam kesempatan tersebut Edy Rahmayadi dan istri Nawal Lubis mendapat penghormatan dengan diulosi oleh tokoh adat setempat. (Rel)