“Rumah rusak ringan tersebut terjadi di Kelurahan Lelewi 9 unit, Mayau 5 unit, dan Bido 1 unit. Sedangkan gereja masing-masing satu unit rusak pada ketiga kelurahan tadi. Fasilitas sekolah rusak teridentifikasi 1 unit di Kelurahan Mayau. Ketiga wilayah kelurahan ini berada di administrasi Kecamatan Pulau Batang Dua, Kota Ternate, Maluku Utara, yang letaknya di sebuah pulau kecil,” ujar Agus.
Di samping bangunan rusak, kata Agus, BPBD Kota Ternate mencatat dua orang mengalami luka ringan akibat tertimpa material bangunan.
“Kedua korban berasal dari Kelurahan Mayau dan Kelurahan Lelewi. Hingga saat ini belum tercatat adanya warga yang mengungsi,” tegasnya.
BPBD Provinsi Maluku Utara telah melakukan koordinasi dengan BPBD kabupaten/kota, BMKG dan lembaga terkait lain untuk melakukan pendataan pascagempa.
Agus menyebutkan, pasca gempa dan tsunami terjadi, warga diberitakan sebagian sudah kembali ke rumah mereka masing-masing dan beraktivitas normal.
DiKota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara, situasi dalam kondisi normal. Namun masih ada masyarakat yang bertahan di tempat tinggi karena ada gempa susulan.Hingga saat ini belum ada laporan kerusakan dan korban jiwa.
Berdasarkan pantauan di Kota Ternate, Provinsi Maluku, digambarkan bahwa aktivitas masyarakat cenderung normal.
“Pusdalops BNPB menerima informasi yang menyebutkan belum ada laporan warga kota terkait kerusakan, termasuk korban. BPBD Kota Ternate masih intens melakukan pemantauan sambil mengkomunikasikan dengan pihak Kelurahan Mayau, Kecamatan Batang Dua serta pulau lain di wilayah terluar dari Kota Ternate yang berdekatan dengan pusat gempa. Pihak kelurahan setempat masih melakukan pendataan terkait kerusakan di wilayah tersebut,” ungkap Agus.
BPBD Kota Ternate juga menginformasikan bahwa warga yang semalam menjauh dari pantai, Jumat pagi, mulai berangsur kembali ke rumah.
BPBD mengimbau untuk selalu siap siaga terkait dengan gempa susulan. (Rep-02)