WHO juga turut memberikan penghargaan spesial kepada pihak-pihak yang telah berinovasi dan berdedikasi tinggi dalam pengendalian konsumsi tembakau di Indonesia. Penghargaan khusus tersebut dibagi menjadi dua kategori, yakni kategori World No Tobbacco Day 2023 yang dianugerahkan kepada Forum Multikultural Petani Indonesia. Serta kategori Director Regional Spesial Recognition yang diberikan kepada Prof. Agus Dwi Susanto.
Dante berharap penghargaan tersebut menjadi semangat dan motivasi daerah untuk memperkuat komitmennya mengendalikan konsumsi tembakau demi menciptakan generasi penerus bangsa yang sehat, cerdas dan berdaya saing.
Persentase perokok aktif di Indonesia terus meningkat. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) prevalensi perokok anak usia 1.018 tahun meningkat dari 7,2 persen pada 2013 menjadi 9,1 persen pada 2018. Kondisi tersebut menempatkan Indonesia di peringkat ketiga jumlah perokok aktif terbesar di dunia setelah Tiongkok dan India.
“Fakta ini mengharuskan kami mengimplementasikan peraturan kebijakan, evaluasi, edukasi dan promosi kepada masyarakat tentang kampanye tidak merokok,” ucap Dante.
Berbagai program tersebut tidak hanya untuk rokok konvensional, melainkan juga rokok elektrik dan produk-produk rokok lainnya. Salah satu penerima penghargaan, Walikota Cilegon Helldy Agustian, mengatakan penghargaan yang diterima kotanya meningkat dari Paramesti menjadi Pastika. Artinya dari aturan berupa peraturan walikota meningkat menjadi perda.
“Penerapan Perda tentang KTR untuk mengubah perilaku masyarakat menjadi lebih sehat. Tinggal nanti bagaimana implementasinya,” tukas Helldy.
Selain memberikan penghargaan, Kemenkes juga meluncurkan evaluasi dalam bentuk digital untuk memberikan monitoring dan evaluasi terhadap KTR.
Artikel lain
Ini Harga Tiket Sepak Bola Indonesia Melawan Argentina di Tiket.com
Festival Juni 2023 di Kalimantan, dari Nonton Teater hingga Memandikan Tengkorak
Pabrik Ekstasi di Perumahan Mewah Tangerang Digerebek
“Ke depan yang paling penting advertising rokok,” kata Dante. (Rep-04)
Sumber: Kemenkes