Indo Barometer, pada Jumat 23 Maret 2018, merilis hasil survei yang dilakukan 4-10 Februari 2018, menempatkan pasangan calon Djarot Hidayat-Sihar Sitorus memperoleh suara 26,0 persen mengalahkan pesaingnya Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah yang memperoleh 25,8 persen.
Sedangkan dalam indikator jujur dan bebas korupsi yakni pasangan nomor urut 2, Djarot-Sihar meraih 77,1 persen, sedangkan pasangan calon nomor urut 1, Edy-Musa meraih 69,4 persen.
“Soal legitimasinya, ya silakan publik menilai. Jikapun ada yang merasa janggal, ya bisa dibantah dengan survei juga. Dan, survei Indo Barometer-kan sudah terbantahkan dengan rilis survei yang dilakukan CEPP FISIP USU. Namun lagi-lagi, publik yang menjadi penilainya,” ujar Ikhyar, Sabtu 24 Maret 2018.
KLIK: Berlibur ke Batak Soa, Indah Tapi Banyak ‘Kutipan’
Ikhyar menilai survei CEPP USU memiliki validasi dan akurasi yang lebih bisa diterima publik.
Alasannya, kata dia, survei CEPP USU lebih aktual karena dilakukan pada 3-7 Maret 2018 dan dirilis pada Sabtu 24 Maret 2018.
“Kalau Indo Barometer yang dirilis 23 Maret 2018 itu kan surveinya dibuat pada awal Februari 2018. Jadi (survei CEPP USU) bisa lebih diterima publik,” imbuh Ketua Forum Aktivis 1998 Sumut itu.