Solidaritas Nasional untuk Rempang Investigasi Peristiwa di Pulau Rempang

Insiden di Pulau Rempang, Batam, Provinsi Kepulauan Riau pada 7 September 2023. Foto walhiriau.or.id
Insiden di Pulau Rempang, Batam, Provinsi Kepulauan Riau pada 7 September 2023. Foto walhiriau.or.id

RIENEWS.COM – Sembilan lembaga yang membentuk Solidaritas Nasional untuk Rempang telah melakukan investigasi peristiwa di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau, yang terjadi pada 7 September 2023. Peristiwa di Pulau Rempang, dilatari proyek pembangunan Kawasan Rempang Eco-City.

Laporan investgasi Solidaritas Nasional untuk Rempang diberi judul Peluncuran Laporan ‘Keadilan Timpang di Pulau Rempang’ Temuan Awal Investigasi atas Peristiwa Kekerasan dan Pelanggaran HAM 7 September 2023 di Pulau Rempang.

Solidaritas Nasional untuk Rempang yang berunsurkan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), YLBHI–Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pekanbaru, Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), WALHI Riau, Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS), Amnesty International Indonesia, Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Trend Asia, mengungkapkan, investigasi dilakukan sejak tanggal 11 hingga 13 September 2023.

“Kami melakukan observasi lapangan dan wawancara sejumlah pihak secara langsung di Pulau Rempang. Dalam prosesnya, kami mengalami kendala dalam mencari data terkhusus sumber utama, karena situasi Pulau Rempang cukup mencekam di waktu kami melakukan kunjungan. Beberapa kampung sepi ditinggalkan penghuninya,” keterangan siaran pers Solidaritas Nasional untuk Rempang, Minggu, 17 September 2023.

Investigasi Solidaritas Nasional untuk Rempang mendapati temuan lapangan, sejumlah korban penggunaan gas air mata, dan menilai penggunaan gas air mata tidak dilakukan secara terukur.

Salah satunya, dibuktikan dengan ditembakannya gas air mata ke lokasi yang tidak jauh dari gerbang sekolah, yaitu SMPN 22 Galang dan SDN 24 Galang.

Laporan ini juga mengungkap fakta bahwa pengerahan aparat untuk mengawal pematokan tanah dilakukan secara berlebihan karena skalanya sangat besar.

“Berdasarkan keterangan warga Rempang, diperkirakan setidaknya terdapat 60 kendaraan yang dikerahkan menuju lokasi di tanggal 7 September 2023 disertai dengan setidaknya 1010 lebih personel yang terdiri dari Polisi, TNI, Satpol PP dan Ditpam BP Batam. Jumlah ini bahkan dipertegas oleh rilis yang dikeluarkan oleh Humas Polresta Barelang”.

Artikel lain

Insiden di Pulau Rempang, Presiden Jokowi Diingatkan Janjinya Lindungi Masyarakat

DPR Tegaskan Substansi Revisi UU ORI untuk Memperkuat Kewenangan Ombudsman

Tim Advokasi Rempang: Hentikan Kriminalisasi Warga Rempang-Galang