Laporan BNPB Soal Bencana Longsor dan Banjir di Indonesia

Tim SAR gabungan menemukan dan mengevakuasi korban meninggal. [Foto BNPB | Rienews]

RIENEWS.COM – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, bencana longsor dan banjir di beberapa wilayah di Indonesia, mengakibatkan korban meninggal dunia, luka-luka, mengungsi, kerusakan rumah dan infrastruktur. Di sebagian wilayah bencana oleh BNPB dikategorikan sebagai bencana hidrometeorologi yang paling mematikan.

BNPB terus melakukan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan monitoring bencana yang terjadi di beberapa wilayah tersebut.

KLIK: Bencana Banjir di Jawa Barat Dipolarisasi Penebar Hoaks

Banjir terjadi di Desa Sukanagara, Padaherang, Pangandaran, Jawa Barat sejak Jumat 23 Februari 2018, pagi kemarin. Ketinggian air mencapai 2,8 meter di beberapa titik yang mengakibatkan 32 unit rumah terendam.

Banjir menyebabkan 32 KK (94 jiwa) mengungsi.

Banjir juga terjadi di Desa Tarisi dan Cikaronjo, Kecamatan Wanareja, Cilacap, Jawa Tengah. BPBD setempat telah melakukan upaya darurat, salah satunya bantuan logistik pada 628 KK (1.634 jiwa) yang terdampak banjir.

Sekitar 477 rumah terendam di wilayah tersebut. Banjir dipicu oleh intensitas tinggi hingga ketinggian air termonitor pada pukul 14.00 waktu setempat pada Jumat kemarin.

Wilayah lain yang terdampak banjir yang dipicu oleh intensitas hujan tinggi yaitu Desa Bojong Koneng di Kabupaten Bogor dan Kelurahan Cibadak, Kota Bandung.

“Wilayah ini terdampak pada Kamis lalu, (22/2) dan telah mendapatkan penanganan darurat dari BPBD setempat. Tidak ada korban meninggal akibat insiden ini namun sejumlah rumah terendam,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan persnya, Sabtu 24 Februari 2018.

Sementara itu longsor terjadi di beberapa titik di Provinsi Jawa Tengah. BNPB mengategorikan longsor sebagai bencana hidrometeorologi yang paling mematikan.

Sejumlah longsor dipicu oleh intensitas hujan yang sangat tinggi. Longsor terjadi di Kabupaten Purbalingga dan Brebes, di mana terdapat dua titik longsor di Kabupaten Brebes, yaitu Desa Rajawetan dan Desa Pasir Panjang.

Longsor di Purbalingga telah mengakibatkan 4 orang meninggal dunia, 5 luka ringan dan 1 luka berat pada Kamis 22 Februari 2018.

Di sisi lain, longsor di Desa Pasir Panjang, Kabupaten Brebes, mengakibatkan kerugian dan kerusakan yang lebih besar.

Hingga kini, Sabtu 24 Februari,  9 orang meninggal dunia, 2 korban belum berhasil diidentifikasi, dan 13 masih dinyatakan hilang. BPBD Kabupaten Brebes telah mendirikan Pos Komando (Posko) di rumah warga terdekat lokasi bencana.