Ini Kegiatan Unik Jelang Peringatan Hari Air Sedunia 2019

Enam pasangan yang menikah di kegiatan Nikah Bareng Pemilu Damai 2019 dan Peresmian Taman Tempuran Cikal Piyungan, Bantul, Rabu 20 Maret 2019. [Foto Ist | Rienews]

RIENEWS.COM – Besok, Jumat 22 Maret 2019, masyarakat dunia akan memperingati Hari Air Sedunia yang ke-27 tahun. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB/ United Nations atau UN) pada Sidang Umum PBB ke-47 di Rio de Janeiro, Brasil, 22 Desember 1992, diumumkan tanggal 22 Maret Hari Air Sedunia (World Day for Water). Setiap tahunnya, masyarakat dunia memperingati 22 Maret dengan ragam acara.

Di Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, sejumlah elemen menggelar rangkaian kegiatan Nikah Bareng Pemilu Damai 2019 dan Peresmian Taman Tempuran Cikal Piyungan, Bantul, yang digelar dalam rangka menjelang peringatan World Day for Water.

Acara ini digelar Forum Ta’aruf Indonesia (Fortais) Sewon Bantul bekerjasama dengan Pokdarwis Tirto Girimulyo Piyungan, HARPI Melati Bantul, Pita Biru Production didukung SAR DIY, dan berbagai pihak mengelar kegiatan menjelang peringatan Hari Air Sedunia dengan mengusung tema; Unity in Diversity, di Tempuran Sungai  Gawe dan Opak, Bantul, Rabu 20 Maret 2019.

Pernikahan yang dilakukan di wahana air Tempuran Sungai Gawe dan Opak ini diikuti enam pasangan, Utomo (57 tahun) dengan Sri Mujiati Ningsih (53  tahun), Nurahman Popo K (33 tahun) dengan Dian Yulistianti (36 tahun),  Sugiman (39 tahun) dengan Siti Nur Khasanah (35 tahun). Yuswantoro (36 tahun) dengan Ida Satriani  (32 tahun), Dwi Riyanto (35 tahun) dengan Dyah Wulandari (37 tahun) dan pasangan Bejo Ismaryono (42 tahun) dengan Melani Praptiningsih (39tahun).

Mahar pernikahan enam pasangan adalah pembacaan teks Pancasila dan buah Durian, proses  Ijab Kabul dilakukan di 6 wahana air.

Baca Berita: Mayor Inf Anjuanda Pardosi Canangkan Program Sabtu Bersih di Tanah Karo

Baca Juga: Kawal Pemilu 2019 UMY Terjunkan 186 Mahasiswa Sebagai Relawan

Prosesi pernikahan dimulai dengan para tamu yang hadir membubuhkan tanda tangan untuk deklarasi “Saya Indonesia” dilanjutkan dengan Kirab Golong Gilig dengan barisan paling depan sepasang muda-mudi membawa kendi berisi air perwito sari dan prasasti, bergodo prajurit, edan-edanan (sebagai tolak balak).

Enam pasang Manten Bareng dan ibu perias (HARPI Melati Bantul). Manten Bareng ini didudukan di pelaminan dari Bambu yang dibuat oleh seniman dan selanjutnya tarian Nirboyo (tolak bala) lalu minum air tirto wening (zam-zam) sebagai lambang mensucikan hati.