Pancaroba, 2 Kabupaten Ini Dilanda Banjir Hingga 1 Meter

Banjir yang melanda Pulau Sulawesi Senin 10 Juni 2019. [Foto BNPB | Rienews]

Dikatakannya, hingga dua hari ke depan wilayah Bengkulu berpotensi hujan lebat disertai petir atau kilat serta angin kencang.

“Berdasarkan prakiraan cuaca BMKG di tingkat kecamatan, Talo Kecil masih berpeluang berawan tebal, hujan petir dan ringan pada esok hari (Minggu), sedangkan pada lusa (Minggu 3 Oktober 2021) wilayah ini masih berpeluang hujan ringan,” jelas Muhari.

Diungkapkannya, dari analisi inaRISK, sebanyak 13 kecamatan berada pada potensi bahaya banjir pada kategori sedang hingga tinggi. Salah satu kecamatan tersebut yaitu Talo Kecil dengan luasan bahaya hingga 755 hektar.

“Masyarakat diimbau untuk waspada dan siap siaga dalam menghadapi potensi bahaya selama musim hujan. Kesiapsiagaan keluarga sangat penting untuk memastikan setiap anggota keluarga dapat merespons bahaya yang dihadapi, bertahan dan tetap selamat dari bencana. Kenali ancaman dan siapkan strateginya sehingga setiap keluarga terhindar dari bencana,” imbuhnya.

Gorontalo Dilanda Banjir

Dari Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, dilaporkan banjir berangsur surut. Empat kecamatan di kabupaten itu dilanda banjir yang dipicu hujan lebat hingga beberapa sungai meluap, pada Jumat malam, 1 Oktober 2021.

“BPBD Kabupaten Gorontalo memonitor sekitar tiga jam setelah banjir, genangan berangsur-angsur surut. Fenomena ini disebabkan empat sungai tidak mampu menampung debit air hujan, yaitu Sungai Bulota, Biyonga, Uwabu dan Marisa. Kondisi tersebut menyebabkan 13 desa atau kelurahan yang tersebar di empat kecamatan terdampak,” Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.

Adapun wilayah terdampak banjir, Kelurahan Hunggaluwa, Tenilo, Hutuo, Kayubulan dan Bolihuanga di Kecamatan Limboto. Kemudian di Kecamatan Limboto Barat, desa terdampak di Yosonegoro, Tunggulo dan Haya-haya, sedangkan di Telaga dan Pulubala wilayah terdampak antara lain Desa Ulapato B, Dulamayo, Ulupato A, Talumelito dan Tuladenggi.

“Sebanyak 2.300 warga terdampak di empat kecamatan tersebut.  Dampak lain, BPBD Kabupaten Gorontalo juga mencatat jembatan rusak sebanyak 4 unit. Saat banjir terjadi, tinggi muka air berkisar 20 hingga 50 cm,” kata Muhari.

BPBD Gorontali telah melakukan berbagai upaya penanganan darurat, seperti evakuasi, pendataan korban terdampak, pendistribusian makan siap saji. Di beberapa titik petugas gabungan membantu warga untuk membersihkan material yang terbawa banjir.

“Analisis inaRISK mengidentifikasi 17 kecamatan berpotensi bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi. Dari jumlah tersebut, beberapa wilayah terdampak termasuk ke dalam kecamatan yang berpotensi tersebut. Sedangkan dilihat dari peringatan dini cuaca BMKG, wilayah Gorontalo masih berpeluang hujan lebat yang dapat disertai petir atau kilat dan angin kencang pada hari ini (Sabtu) dan esok hari (Minggu 3 Oktober 2021),” tutur Muhari.

Berdasarkan data kejadian BNPB, sepanjang kurun waktu lima tahun, 2015 – 2020,  sebanyak 20 kejadian bencana banjir terjadi di Kabupaten Gorontalo.

“Jumlah korban meninggal dan hilang berjumlah lima jiwa pada periode waktu tersebut,” ujar Muhari.

Masyarakat diminta waspada dan siaga tidak hanya pada bahaya banjir, tetapi juga tanah longsor. Berdasarkan analisis Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kabupaten Gorontalo juga rentan terhadap gerakan tanah. Beberapa wilayah berpotensi di 12 kecamatan, dengan rincian 9 kecamatan pada kategori menengah, 2 pada menengah hingga tinggi, sedangkan 1 lainnya pada kategori tinggi, yaitu di Pulubala. (Rep-02)