Paus mengkritik populisme yang memanipulasi sentimen publik demi keuntungan pribadi dan menyerukan kebijakan yang melindungi hak-hak buruh, memberantas kemiskinan, dan mengutamakan martabat manusia di atas pasar keuangan.
Dalam konteks ini, Paus menegaskan kembali pentingnya menerima migran dan pengungsi, dengan menyatakan bahwa setiap individu memiliki hak untuk kehidupan yang bermartabat.
Paus Fransiskus juga mendesak reformasi dalam tata kelola global, khususnya di dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), untuk mempromosikan perdamaian dan hak asasi manusia daripada dominasi ekonomi.
Hentikan Agresi Israel di Jalur Gaza Palestina
Dari balkon Basilika Santo Petrus, Vatikan, Roma, Paus Fransiskus dalam pesan Natal tahun 2023, menyerukan diakhirinya operasi militer Israel di Gaza.
“Saya memohon diakhirinya operasi militer yang mengakibatkan korban sipil yang tidak bersalah, dan menyerukan solusi terhadap situasi kemanusiaan yang menyedihkan dengan membuka penyediaan bantuan kemanusiaan,” kata Paus.
Paus menganjurkan penyelesaian konflik Israel-Palestina ditempuh melalui dialog tulus dan gigih dari kedua pihak, dan didukung kuat komunitas internasional.
Menag: Paus Fransiskus Sahabat Kemanusiaan

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyampaikan duka mendalam atas wafatnya Pemimpin Umat Katolik Paus Fransiskus.
“Saya tentu sangat berduka mendengar kabar bahwa Paus Fransiskus meninggal. Selamat jalan sahabat kemanusiaan,” ucap Menteri Nasaruddin di Jakarta, Senin, 21 April 2025.
Menteri Nasaruddin menilai Paus sebagai sahabat kemanusiaan yang luar biasa.
“Beliau yang telah mengabdikan dirinya untuk umat, mewakafkan dirinya untuk kemanusiaan,” tegasnya.
Ia mengenang momen pertemuannya dengan Paus Fransiskus pada September 2024 di Jakarta. Paus saat berkunjungan ke Masjid Istiqlal dan bertemu Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar (sebelum dilantik sebagai Menteri Agama).
Pertemuan itu berlangsung hangat, Paus Fransiskus menggenggam erat tangan Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar pun sempat menyium kening Paus. Dalam pertemuan itu, keduanya menandatangani Deklarasi Istiqlal.
Nasaruddin mengungkapkan, adegan menyium kening Paus itu terjadi secara spontan, karena dirinya merasa berhadapan dengan bapaknya.
Artikel lain
DPR Desak Pemerintah Tuntaskan Masalah Pagar Laut Tangerang dan Bekasi
Pertimbangkan UU Pers Hakim Vonis Penganiaya Jurnalis di Aceh 10 Bulan Penjara
Ungkap Kekerasan Seksual Dokter Kandungan MSF, Polres Garut Buka Hotline Pengaduan
“Ketika saya (bicara) berbahasa Inggris, beliau tidak respons. Tapi ketika saya berbahasa Arab, direspons. Ternyata (Paus pernah) enam tahun tinggal di negeri Arab Syria dan Sudan. Jadi Paus bisa berbahasa Arab. Jadi kami akrab berdua sepanjang jalan. Apakah salah kalau saya mencium? Karena petuah-petuahnya itu sangat luhur. Itu bentuk penghormatan kita. Paus juga berkali-kali mencium tangan saya,” ungkapnya. (Rep-02)
Sumber: Vatikan, Kementerian Agama