Pemkab Karo Siapkan SOP Menuju New Normal

Bupati Karo Terkelin Brahmana bersama unsur pimpinan Forkopimda menggelar Rakor membahas New Normal Life di tengah pandemi Covid-19, Rabu 3 Juni 2020, di ruang kerja Bupati. [Foto Ist | Rienews]

Hingga saat ini sektor pariwisata di Kabupaten Karo ditutup, sebagaimana instruksi pemerintah pusat. “Sesuai instruksi pemerintah pusat, seluruh destinasi wisata Kabupaten Karo ditutup pada masa pandemi Covid-19. Hingga saat ini, sudah sekitar tiga bulan tak ada aktivitas apapun di lokasi wisata,” kata Bupati Karo Terkelin Brahmana.

Dampak penutupan ini, diakui Terkelin, menghilangkan matapencaharian warga yang terlibat di sektor pariwisata Karo.

“Hilangnya aktivitas pariwisata ini melenyapkan mata pencaharian orang-orang yang terlibat di dalamnya. Itu termasuk pengelola dan masyarakat yang memanfaatkan destinasi wisata. Industri kuliner hingga kreatif pun mati suri. “Sampai sekarang masih ditutup. Kami masih menunggu instruksi pusat dan Pemrovsu untuk aktivitas wisata,”sebutnya.

Meski begitu, Terkelin meminta para pengelola wisata tetap merawat destinasi wisatanya agar saat kembali dibuka, sudah siap dikunjungi wisatawan.

Begitu juga hotel berbintang, home stay, penginapan dan vila, mempersiapkan segala sesuatunya, apabila nanti dibuka masa new normal wisata Karo.

“Sosialisasi dan edukasi new normal wisata ini juga harus betul-betul sampai ke masyarakat khususnya para pelaku wisata dan stakeholders,” ujarnya.

Terkelin menekankan, dengan diberlakukannya new normal nanti, maka kegiatan ekonomi masyarakat dapat kembali berjalan.

“Pemerintah Kabupaten Karo sedang mempersiapkan langkah-langkah new normal. Sebelum ada anti-virus corona ini, penyebaran virus ini belum bisa diprediksi kapan akan kembali normal seperti sebelumnya. Itulah sebabnya, kita tak boleh pasrah,” katanya.

Pemkab Karo kini mempersiapkan regulasi (SOP) memasuki tatanan new normal, dan kepada masyarakat diminta dapat mentaati dan menjalankanya dengan sungguh-sungguh.

“Sehingga kehidupan akan kembali berjalan normal, ekonomi berputar, tetapi tetap mentaati prosedur dan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah, baik di sektor pendidikan, kegiatan keagamaan, pasar, rumah makan, kafe, hotel dan lainnya. Nah, sebelum menuju kesana (new normal) ada beberapa prasyarat suatu daerah untuk dapat menerapkan new normal sesuai rekomendasi WHO, sehingga tercipta kehidupan aman dan produktif. Itulah yang sedang kita susun, SOP di sejumlah sektor,” pungkas Terkelin. (Rep-01)