Menurut Duta Besar Ibnu Hadi, pemerintahan Vietnam sangat berharap dengan adanya investor dari luar tidak hanya yang yang masuk tapi juga ada transfer knowledge.
“Pertumbuhan sektor properti di Vietnam cukup pesat, dan salah satu pionir pembangunan di sektor properti di Vietnam adalah Ciputra, dimulai dari tahun 1994, yang sekarang tumbuh pesat dengan project kawasan Ciputra Hanoi Internasional City,” kata Ibnu Hadi.
Kedutaan Besar Indonesia, sebut Ibnu Hadi, menyambut gembira atas rencana tersebut, yang nantinya direncanakan diawali dengan bisnis meeting peluang dan tantanganny antara pengusaha Realestat Indonesia dengan pengusaha dan government Vietnam.
“Saya akan gelar karpet merah untuk investor anggota REI,” ujar Duta Besar Ibnu Hadi.
Dijelaskannya, keunggulan berinvestasi di Vietnam cukup dengan dua syarat; yakni perizinan Invesment Permit dan Bisnis Permit.
“Itu pun cukup di tingkat selevel gubernur, tidak perlu ke pusat dan tidak bertele-tele,” tandas Ibnu Hadi.
Kunjungan Presiden FIABCI Asia Pasifik diakhiri dengan kunjungan ke lokasi Ciputra Hanoi Internasional City, yang diterima langsung Suprobo Antoro Direktur Ciputra di Hanoi, Vietnam. (Red)