RIENEWS.COM – Berangkat dari ekonomi keluarga yang terbilang sederhana, Anjuanda Pardosi tak lantas menyerah untuk meraih cita-citanya. Pria kelahiran 42 tahun lalu itu, bercita-cita ingin meraih pendidikan hingga perguruan tinggi.
Jangan putus asa, itulah tekad yang dipegang teguh dengan penuh keyakinan oleh Anjuanda.
Berbekal prinsip diri dan didikan orang tuanya, pria yang akrab disapa Juan, kini dipercaya sebagai Komandan Batalyon Infanteri 125/Simbisa.
Perjalanan hidup Juan semenjak kecil sudah berada dalam candradimuka hingga membentuknya menjadi sosok anak laki-laki mandiri dan luwes.
Lahir sebagai anak bungsu dari tujuh bersaudara dalam keluarga petani di Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), Sumatera Utara, Juan kecil sudah dididik mandiri.
Selepas menamatkan pendidikan di bangku SD Santo Pius Parsoburan, Tobasa. Putra dari pasangan Amintas Pardosi dan Yohana br Pasaribu, itu memilih meninggalkan kampung kelahirannya demi melanjutkan pendidikan ke tingkat SMP.
Dia pergi meninggalkan Tobasa menyeberang ke Kabupaten Karo. Di Bumi Turang ini, Juan melanjutkan pendidikan di SMP Xaverius, Jalan Katepul, Kecamatan Kabanjahe. Semula ia tinggal bersama saudaranya di lingkungan Batalyon Infanteri 125/Simbisa.
Baca Berita:
Tak Menerima Bantuan Bencana, Nenek Sanusi Tempuh Jalur Hukum
Polisi Usut Motif Penembakan Pemilik Ternak di Juhar
Di kelas dua SMP, Juan memilih indekos bersama dua temannya. Menyadari ekonomi keluarganya, Juan remaja memutuskan untuk mencari nafkah selepas jam pelajaran. Di tahun 1991, Juan menjadi tukang semir sepatu.
“Menjadi tukang semir sepatu sekitar satu tahun, demi melanjutkan mimpi saya,” kata Juan, mengenang.
Juan dengan sadar melakukan pekerjaan itu untuk bisa membiayai dirinya sendiri dan pendidikan yang ia cita-citakan. Kesadaran ini bertumbuh dengan nasihat dari ayahnya; sabar, tidak sombong, suka menolong.
Setelah mendapatkan surat tanda tamat belajar SMP, Juan kian mantap melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA. Dia diterima masuk di SMA Negeri 1 Kabanjahe.