15 Desa di Kudus Dilanda Banjir, 1.200 Warga Terisolir

Banjir melanda 15 desa di Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah. [Foto BNPB | Rienews]

Hujan Ekstrem di Kalimantan Selatan

Banjir di Provinsi Kalimantan Selatan. [Foto BNPB | Rienews]
Prakirawan BMKG, Kiki mengatakan banjir yang terjadi di Kalimantan Selatan (Kalsel) pada 12 Januari 2021, dipicu oleh hujan dengan intensitas ringan hingga ekstrem. Kondisi ini terjadi sejak 10 Januari 2021 di beberapa wilayah Kalsel.

“Kondisi atmosfer secara global, regional dan lokal di sekitar wilayah Kalimantan Selatan pada sebelum dan saat kejadian banjir sangat mendukung untuk pertumbuhan awan hujan,” kata Kiki, dalam siaran pers yang dikirim Raditya Jati, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Rabu sore.

Kiki menyebutkan pada 11 dan 12 Januari 2021 telah dikeluarkan 12 peringatan dini hujan lebat untuk wilayah Kalsel, mulai pukul 02.40 waktu setempat.

“Peringatan dini tersebut didiseminasikan melalui website, mobile application Info BMKG, media sosial, serta whatsapp group atau telegram ke BPBD dan user setempat,” sebut Kiki dalam webinar pembelajaran banjir di Kalsel pada Selasa 2 Februari 2021.

Di sisi lain, melihat produk identifikasi dampak berdasarkan prakiraan atau impact based forecast pada 11 – 12 Januari 2021, wilayah Kalsel termasuk salah satu kawasan pada status ‘Waspada,’ demikian juga pada 12 – 13 Januari 2021.

Sementara itu, berbagai kondisi sebagai pemicu meluasnya banjir yang mengakibatkan puluhan ribu warga mengungsi ke tempat yang lebih aman. Pantauan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat adanya perubahan penutupan lahan dari hutan kering ke perkebunan. Ini termasuk aktivitas tambang yang berlangsung dari 1990 sampai 2019.

Tingginya intensitas hujan ditengarai menjadi salah satu pemicu banjir meluas di wilayah Kalsel pada akhir bulan lalu. BMKG  menyampaikan hujan dengan intensitas tinggi hingga ekstrem terjadi merata di Kalimantan Selatan di periode tanggal 8 hingga 14 Januari 2021.

Dalam merespons banjir di wilayahnya, BPBD melakukan berbagai upaya penanganan darurat. Lebih dari 1.600 personel gabungan, bahkan dukungan sumber daya dari BPBD tetangga, terlibat dalam upaya penanganan darurat, seperti penyelamatan dan evakuasi, distribusi bantuan, pelayanan kesehatan dan dapur umur.

Berdasarkan data 2 Februari 2021, pukul 09.00 WITA, BPBD Provinsi Kalsel mencatat, 11 kabupaten dan kota terdampak banjir. Warga yang masih mengungsi berjumlah 28.379 jiwa. Sedangkan korban jiwa, BPBD mencatat 24 warga meninggal dunia dan 3 hilang.

Pos komando yang dibentuk sejak awal berupaya untuk menerapkan protokol kesehatan dan screening Covid-19 di tempat pengungsian. Pemerintah provinsi pun memperpanjang status tanggap darurat bencana selama 7 hari, terhitung 28 Januari hingga 3 Februari 2021.

Memasuki Februari 2021, masyarakat Kalimantan Selatan diimbau untuk waspada dan siaga dalam 3 hari ke depan. BMKG melaporkan prospek cuaca dalam 3 hari ke depan masih berpotensi hujan intensitas ringan hingga sedang, merata di seluruh wilayah.

Balai Wilayah Sungai Kalimantan memiliki kegiatan pengendalian banjir yang akan dilakukan pada tahun 2021, di antaranya Bendungan Riam Kiwa dengan manfaat untuk mereduksi banjir di Sungai Martapura, serta Normalisasi Kanal Banjir dan Kolam Regulasi dengan manfaat untuk mereduksi banjir di Sungai Barabai. (Red)