Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati menyatakan, berdasarkan laporan secara visual yang diterima Pusat Pengendali dan Operasi-Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Pusdalops-BNPB), bebatuan berukuran besar, material tanah dan beberapa potongan batang kayu masih terlihat di lokasi kejadian. Juga alat berat jenis eskavator yang diduga milik penambang masih ada di lokasi longsor.
Wilayah Potensi Risiko Tanah Longsor
Menurut data InaRisk BNPB, Kabupaten Solok Selatan termasuk wilayah yang memiliki potensi risiko bencana tanah longsor dengan indeks kategori sedang hingga tinggi.
“Dalam catatan InaRisk, terdapat tujuh wilayah kecamatan yang masuk dalam kawasan risiko bencana tanah longsor dengan luas bahaya mencakup hingga 208.764,” kata Raditya, Selasa 11 Mei 2021.
Berdasarkan analisa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), terdapat aktivitas fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) di wilayah Indonesia yang teramati bersamaan dengan aktifnya fenomena gelombang ekuatorial lainnya.
Menurut BMKG, kondisi tersebut dapat menimbulkan potensi hujan dengan indeks kategori sedang hingga lebat terhitung mulai tanggal 10-17 Mei 2021.
Provinsi Sumatera Barat menjadi wilayah diperkirakan terdampak potensi cuaca tersebut.
BMKG juga menambahkan bahwa untuk tiga hari kedepan, dampak banjir/bandang dengan kategori ‘waspada’ juga perlu diantisipasi khususnya untuk wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan dan Papua. (Red)