AJI Gelar Debat Bakal Calon Ketum-Sekjen 2021-2024

Sebelumnya, dalam usia 26 tahun, AJI belum pernah mengadakan debat terbuka kandidat di luar dan di dalam arena kongres, mulai kongres pertama (7-8 Oktober 1995) sampai kongres ke-10 di Surakarta atau Solo (2017).

Jadi, hajatan debat terbuka kandidat jadi semacam terobosan atau ijtihad bersama AJI, yang bisa menghangatkan dan menggairahkan suasana prakongres dan kongres di masa pandemi Covid-19.

“Ada dua rekor. Acara debat terbuka virtual nanti malam jadi acara debat pertama yang diadakan AJI. Sedangkan kongres kali ini juga jadi kongres virtual pertama AJI,” kata Purmono.

Moderator debat yang disepakati anggota AJI dan kedua pasangan kandidat adalah Dandhy Dwi Laksono, aktivis hak asasi manusia dan lingkungan yang juga Koordinator MPON AJI.

Purmono menggarisbawahi, penunjukan MPON sebagai penyelenggara sekaligus wasit dalam acara debat terbuka kandidat dilakukan berdasarkan permintaan anggota yang kemudian disetujui oleh Pengurus Nasional AJI. Permintaan anggota pertama kali muncul dalam rapat prakongres Tim A yang menyusun draf Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan Peraturan Organisasi AJI, Januari lalu.

Kewenangan untuk jadi penyelenggara sekaligus wasit debat terbuka belum diatur dalam konstitusi AJI. Makanya, dalam rumusan AD/ART dan PO yang baru diusulkan dibentuknya semacam komisi pemilihan umum AJI. Usulan ini pertama kali disampaikan Edho Sinaga, anggota AJI Pontianak.

Purmono menegaskan, ia bersama Dandhy Dwi Laksono bersedia jadi penyelenggara dan moderator bukan sebagai pejabat MPON AJI, melainkan sebagai anggota AJI yang mendapat amanah untuk jadi wasit lantaran mandat besar MPON adalah mengawasi pelaksanaan program kerja oleh Pengurus Nasional AJI.

“Jika mau beri mandat baru, silakan ubah AD/ART dulu,” kata Purmono.

Panitia pelaksana debat terbuka AJI tidak melakukan persiapan khusus. Panitia sudah merumuskan draf aturan debat yang sudah disepakati kedua pasangan kandidat.

Nanti ada sesi pendalaman materi visi, misi, dan program kerja oleh Dandhy Dwi Laksono selaku moderator dengan cara bertanya. Pertanyaan pendalaman oleh moderator tetap seputar Tripanji AJI.

Moderator sudah punya pertanyaan rahasia yang tidak boleh diketahui siapa pun kecuali oleh moderator sendiri.

Selain itu, Purmono menambahkan, debat kandidat bisa jadi semacam pilot project untuk kongres berikutnya. Karena itu dibutuhkan kehadiran lembaga khusus yang bertindak sebagai penyelenggara pemilihan sekaligus wasit yang memandu proses pemilihan mulai dari prakongres sampai pasca-kongres.

“Saya berharap usulan Tim A disetujui di kongres, apa pun nomenklaturnya nanti. Begitu pula statusnya, apakah akan dipermanenkan atau cukup jadi lembaga Adhoc dalam masa waktu tertentu,” kata Purmono.

Ketua Umum AJI Abdul Manan juga menyetujui penyelenggaraan debat terbuka. Manan berpendapat, debat terbuka merupakan hal baik yang layak ditradisikan supaya seluruh anggota AJI punya kesempatan untuk menimbang-nimbang para kandidat sebelum dipilih di kongres.

“Ini kesempatan bagi para calon untuk menjelaskan ide, strategi dan programnya jika terpilih. Delegasi AJI perlu mendapatkan gambaran yang memadai agar punya bahan memadai dalam menentukan pilihannya dalam kongres,” kata Manan.  (Red | Rel)