Aksi Protes Gen Z kepada Pemerintah Nepal, Rumah Menteri Dibakar

Para pengunjuk rasa “Gen Z“ di puncak Singha Durbar, lokasi berbagai kementerian dan kantor pemerintah Nepal, di Kathmandu pada 9 September 2025. Foto politico.com | Niranjan Shrestha/AP.
Para pengunjuk rasa “Gen Z“ di puncak Singha Durbar, lokasi berbagai kementerian dan kantor pemerintah Nepal, di Kathmandu pada 9 September 2025. Foto politico.com | Niranjan Shrestha/AP.

RIENEWS.COM Chaos terjadi di ibu kota Negara Nepal, Kathmandu, disulut kebijakan pemerintah Nepal yang melarang media sosial, baru-baru ini. Kebijakan politik ini menimbulkan kontra di kalangan rakyat Nepal, terutama dari generasi Gen Z. Puncaknya, pada Selasa, 9 September 2025, massa protes “Gen Z“ turun aksi.

Aksi demonstrasi ini berakhir chaos. Dilaporkan, aksi massa menyasar rumah-rumah pejabat, menteri, dan dibakar. Laporan terkini, dampak aksi protes ini menyebabkan 25 orang tewas serta 633 terluka.

Massa portes mayoritas kaum muda ini memaksa Perdana Menteri Nepal, K.P. Sharma Oli mengundurkan diri, beserta empat menteri, dan sebanyak 21 anggota parlemen dari Rastriya Swatantra Party (RSP) secara bersamaan mengundurkan diri terhadap kekerasan pemerintah.

Protes kaum muda yang semula menentang kebijakan rezim melarang media sosial, meluas menyoal gaya hidup hedonisme keluarga pejabat, dan korupsi. Mereka menyuarakan tuntutan reformasi atas kegagalan pemerintah dalam memberantas korupsi dan meningkatkan ekonomi.

Minimnya lapangan kerja memaksa jutaan warga Nepal pergi ke negara Malaysia, Timur Tengah, dan Korea Selatan, untuk bekerja, terutama pekerjaan konstruksi.

Dalam wawancara dengan media, massa menginginkan mantan Ketua Mahkamah Agung, Sushila Karki sebagai perdana menteri sementara.

Raja Nepal, Gyanendra mengutuk aksi kekerasan terhadap massa.