PEMILU  

Kampus Ajarkan Mahasiswa Jadi Pemilih Cerdas dan Penyelenggara Pemilu

Talkshow Pojok Bulaksumur bertajuk "UGM Mengawal Pemilu". Foto Dok. UGM.
Talkshow Pojok Bulaksumur bertajuk "UGM Mengawal Pemilu". Foto Dok. UGM.

“Total di TPS Khusus ini ada 2.611 pemilih,” ujar Sekretaris Direktorat Kemahasiswaan UGM, Hempri Suyatna dalam diskusi Pojok Bulaksumur bertema UGM Mengawal Pemilu.

Untuk mendukung penyelenggaraan Pemilu, di TPS khusus tersebut juga sudah dibentuk KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) yang berjumlah 63 yang terdiri dari mahasiswa. Sementara untuk linmas tiap-tiap TPS akan ditempatkan 2 orang hasil kerja sama dengan Kelurahan Catur Tunggal.

Selain itu juga dibentuk Tim Pengawas independen yang terdiri 36 mahasiswa yang ditempatkan di tiap-tiap TPS Khusus sebanyak empat orang. Pengawas khusus ini merupakan hasil seleksi dari pendaftar sebanyak 273 mahasiswa. Kemudian yang lolos administrasi sebanyak 235 mahasiswa dan hasil seleksi akhir yang diterima 36 mahasiswa.

“Antusias mahasiswa menjadi pengawas independen yang dibentuk oleh UGM memang luar biasa. Mereka memiliki motivasi tinggi untuk menjaga demokrasi agar berjalan dengan baik, dan sebelum terjun ke lapangan mereka juga telah mendapatkan arahan dan pembekalan dari Bawaslu DIY,” terang Hempri.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni, Arie Sujito menambahkan, TPS Khusus bukan semata-mata menghadirkan para mahasiswa di TPS dan memanfaatkannya. Namun menjadikan TPS Khusus sebagai arena pendidikan politik.

“Selain memilih, mereka ikut terlibat menjadi petugas, ada yang menjadi pengawas sehingga dengan cara seperti itu kita akan membuat TPS Khusus sebagai media yang yang punya makna pembelajaran,” ucap Arie.

Dengan TPS Khusus ini, menurut Arie, universitas memiliki tanggung jawab secara moral untuk pemilu yang sehat, bersih, tidak ada keculasan, dan tidak ada politik uang. TPS Khusus ini juga menjadi ajang untuk membuktikan teori dan hipotesis bahwa perguruan tinggi mampu menyelenggarakan pemilu jujur dan adil.

Bagi Dekan Fisipol UGM, Wawan Mas’udi menilai TPS Khusus sebagai inisiatif UGM untuk menjaga kualitas demokrasi dari sisi akar rumput. Sebab akhirnya yang paling penting adalah kualitas demokrasi yang harus dijaga betul dari sisi hulu.

Artikel lain

Gibran Lolos Cawapres, DKPP Putuskan KPU Langgar Etik

Forum Cik Ditiro Tetapkan Jokowi Sebagai Bapak Politik Dinasti Indonesia

Pernyataan Penutup Capres dari Ajak Perubahan, Minta Maaf, dan Indonesia Lebih Baik

“Paling hulunya yaitu suara rakyat. Bahwa suara rakyat, siapapun bisa terfasilitasi secara optimal. Saya kira merupakan pesan sangat kuat dari UGM yang mencoba untuk memastikan setiap pemilih meskipun satu orang bisa difasilitasi secara optimal,” kata Wawan. (Rep-04)

Sumber: Unair, UGM