RIENEWS.COM – Berdasarkan catatan Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), lima hari pasca hari pemungutan suara Pemilu 2024, sebanyak 84 anggota Badan Ad Hoc Penyelenggara Pemilu 2024 meninggal dunia dan 4.567 sakit. Petugas yang meninggal meliputi 13 pengawas dari Bawaslu dan 71 orang petugas KPPS dari KPU.
Anggota Komisi II DPR Aminurokhman menilai usulan mendesain ulang sistem pemilu serentak yang melibatkan pemilihan presiden, anggota DPR, anggota DPRD provinsi, DPRD kabupaten dan kota, dan DPD, dalam satu hari perlu ditindaklanjuti.
“Secara umum pemilu serentak jadi beban kerja yang tidak proporsional, harus bekerja di hari pemilihan ditambah waktu perhitungan suara sampai 12 jam, tanpa jeda,” papar Aminurokhman, dalam keterangannya, Kamis, 22 Februari 2024.
Politisi Fraksi Partai NasDem itu menjelaskan, sejak awal rapat dengar pendapat (RDP) dengan KPU, Komisi II sudah mengingatkan soal proses rekrutmen petugas KPPS. Mulai dari standardisasi umur hingga kesehatan, agar korban jatuh saat Pemilu 2019 tak berulang kembali.
Pemungutan suara dengan sistem lima surat suara yang harus dijalankan dalam satu hari perlu ditinjau ulang. Salah satunya melakukan revisi UU Nomor 7 Tahun 2023 tentang Pemilu.
“Perlu kami tinjau kembali. Bukan hanya PKPU (Peraturan KPU), tapi undang-undangnya juga perlu ditinjau ulang secara menyeluruh,” kata dia.
Legislator dari Dapil Jawa Timur II juga menekankan peninjauan secara menyeluruh sekaligus untuk mengevaluasi pelaksanaan Pemilu 2024. Menurut dia, pesta demokrasi kali ini memiliki persoalan sejak awal proses berjalan hingga pelaksanaan pemungutan suara.
“Kami tekankan, bukan hanya pemilu yang jujur dan adil, tapi dari sisi tegaknya demokrasi. Kejanggalan-kejanggalan sejak awal proses pemilu hingga persoalan penggunaan teknologi dari sistem penghitungan juga perlu dievaluasi,” kata dia.
Paling Banyak Hipertensi dan Jantung
Sementara Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan sebanyak 6,8 juta petugas pemilu mengikuti kegiatan skrining kesehatan. Dari jumlah tersebut, sekitar 6,4 juta petugas dinyatakan sehat, sementara 400 ribu petugas lainnya tergolong berisiko tinggi.
“Risiko tingginya paling banyak hipertensi, yang kedua jantung. Dua ini paling besar,” ungkap Budi dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta pada 19 Februari 2024.
Disusul penyakit lainnya, yakni gagal ginjal kronik dan diabetes melitus. Kegiatan skrining kesehatan untuk deteksi penyakit diklaim Budi telah berhasil menekan angka kematian petugas Pemilu 2024. Berdasarkan data dihimpun dari KPU dan Bawaslu selama periode 14-18 Februari 2024, tercatat sebanyak 84 petugas pemilu dikonfirmasi meninggal dunia.
Apabila dibandingkan Pemilu 2019, angka kematian berkurang. Bahkan penurunan angka kematian mencapai 74 persen.
Artikel lain
Tak Hanya Bisnis, Perpres Publishers Rights Diharapkan Jurnalis Sejahtera
Jokowi Lantik AHY dan Hadi Tjahjanto Jadi Menteri Sisa Periode 2019-2024