RIENEWS.COM – Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengungkapkan, erupsi Merapi diperkirakan akan mengalami erupsi yang bersifat efusif atau lelehan. Memiliki kesamaan dengan erupsi Gunung Merapi tahun 2006.
“Diperkirakan efusif seperti erupsi tahun 2006,” kata Hanik dalam diskusi bertajuk ‘Erupsi Merapi, Apa Yang Bisa Kita Lakukan’ melalui media daring, Minggu 29 November 2020.
Baca Kumpulan Berita Erupsi Gunung Api Di Sini
Dikutip dari laman bnpb.go.id, Hanik mengatakan, tidak menutup kemungkinan akan terjadi erupsi yang bersifat eksplosif. Hanya saja, pihaknya memperkirakan bahwa apabila memang terjadi letusan eksplosif, maka tidak akan sebesar erupsi tahun 2010.
“Kalau eksplosif, itu tidak sebesar tahun 2010,” kata Hanik.
Baca Berita:
Pasca Erupsi Kedua Dalam Pekan Ini, Status Gunung Ili Ditingkatkan Jadi Siaga
Warga Lembata Panik, Erupsi Gunung Ili Lewotolok Capai Ketinggian 4.000 Meter
Menurut Hanik, prediksi letusan bersifat efusif, berdasarkan sejumlah fakta temuan secara periodik, yang mana hingga sejauh ini tidak terpantau adanya indeks kegempaan vulkanik dalam.
Selain itu, berdasarkan data yang dihimpun dari pengamatan, gas yang dapat mempengaruhi pola erupsi telah terlepas secara berangsur-angsur, dan pola kegempaan memiliki kesaman dengan pra-erupsi pada tahun 2006.
“Karena terjadinya kegempaan vulkanik dalam itu tidak ada (tidak terpantau alat),” ungkap Hanik.
“Tidak ada tekanan berlebih dari dapur magma. Pola kegempaan juga mirip 2006. Gas-gas terilis lebih dulu,” imbuhnya. (Red)